Find Us On Social Media :

Jerman Peringatkan Infeksi Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Lebih Cepat, Waspada di Musim Panas

Waspada saat musim panas terhadap penuralan subvarian Omicron BA.4 dan BA.4.

GridHEALTH.id - Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 kini tengah mengguncang dunia.

Banyak ahli kesehatan juga pemerintah dunia yang tengah memantau dengan cermat subvarian omicron BA.4 dan BA.5.

Kita semua tentu ingin kemunculan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini tidak membuat pandemi Covid-19 kembal parah dan terpuruk seperti diawal Pandemi Covid-19 dan saat varian Delta merebak.

Namun demikian Para ahli di badan kesehatan Jerman memperingatkan bahwa infeksi kemungkinan akan meningkat musim panas ini.

Robert Koch Institute (RKI) Jerman, organisasi kesehatan masyarakat nasional negara itu, melaporkan bahwa subvarian omicron BA.4 dan BA.5 tumbuh lebih cepat daripada semua varian lain.

Karenanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 bertanggung jawab atas sebagian besar kasus di Jerman saat ini.”Subvarian Omicron BA.5 sudah menyumbang 10 persen dari infeksi saat ini, dua kali lebih banyak dari minggu lalu,” kata badan kesehatan tersebut dilansir dari DW, Senin (13/6).

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia

Indonesia pun telah resmi mengumumkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah masuk Indonesia.

Baca Juga: Bokong Bayi Berwarna Biru adalah Tanda Jika Si Kecil Sehat, Ini Alasannya

Kasus awal terdeteksi di Bali. Sekarang sudah masuk DKI Jakarta.

Menurut Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman tidak tertutup kemungkinan kenaikan kasus Covid-19 belakangan ini disebabkan dengan munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.Tetapi, menurut dia, kenaikan kasus Covid-19 varian ini, tidak akan parah dan membebani fasilitas kesehatan seperti dua tahun lalu."Tidak otomatis atau serta merta menyebabkan beban di fasilitas kesehatan karena yang terinfeksi umumnya sudah memilik proteksi atau imunitas, yang akhirnya membuat mereka tidak bergejala. Sedikit sekali yang bergejala," kata Dicky, dilansir dari Kompas.com (12/6/2022).

Waspada Meski Sudah Vaksin Lengkap"Subvarian Omicron B4.B5 yang memiliki karakter mudah menginfeksi, baik yang sudah divaksin atau yang belum apalagi," ujarnya."Kemudian bisa menyebabkan reinfeksi, kemudian dia juga bisa menimbulkan keparahan kepada kelompok yang belum memiliki imunitas lansia atau anak di bawah tiga tahun, satu tahun khususnya," ucap dia.Sebelumnya diberitakan, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia kembali meningkat, dengan kondisi rata-rata 500 kasus per hari.Tak hanya secara nasional, peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 juga terjadi di DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: 6 Hal yang Tidak Bisa Dihindari di Usia 40 Tahun, Hubungan Seks Menjadi ...

Sejak Selasa (7/6/2022), kasus infeksi harian di Jakarta sudah menunjukkan peningkatan dan melampaui angka 200 kasus per hari.Pada Selasa (7/6/2022), ada 260 kasus yang terkonfirmasi dalam satu hari. Selanjutnya, Rabu (8/6/2022) tercatat 288 kasus.Kemudian pada Kamis (9/6/2022) jumlahnya kembali meningkat ada 276 kasus. Pada Jumat (10/6/2022), jumlah kasus baru Covid-19 bertambah menjadi 333 kasus.Mengenai kondisi tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, peningkatan jumlah kasus harian diduga disebabkan oleh berbagai faktor."Penyebabnya multifaktor ya. Mulai dari masyarakat yang makin banyak dan bebas berinteraksi, hingga masyarakat yang mulai sering lepas masker meski berada di dalam ruangan," kata Dwi saat dikonfirmasi, Sabtu (11/6/2022).Selain melonggarnya kebiasaan masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan, Dwi menyebut vaksinasi booster yang belum merata juga menjadi faktor lainnya penyebab meningkatnya kasus Covid-19 akhir-akhir ini."Selain itu, belum semua orang yang mengikuti vaksin booster juga menjadi faktor," jelasnya.

Mereka yang Sudah Divaksin Ini Terinfeksi Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Berikut detail lengkap laporan gejala dan status vaksin COVID-19, mereka yang terinfeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, dikutip dari Detikhealth (13/06/2022):

Baca Juga: Qigong Olah Fisik Cina Tradisional untuk Pengobatan dan Jaga Kesehatan

* Kasus Omicron BA.4 (Laki-laki 27 tahun): tidak bergejala, sudah divaksin dua dosis Pfizer

* Kasus Omicron BA.5 (Laki laki 45 tahun): tidak bergejala, sudah tiga kali vaksin J&J

* Kasus Omicron BA.5 (Laki-laki 57 tahun): sakit tenggorokan, badan pegal, sudah empat kali vaksin Pfizer

* Kasus Omicron BA.5 (Laki-laki 34 tahun): tidak bergejala, tiga kali vaksin (dua dosis astrazeneca dan 1 dosis J&J).

* Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 20 tahun): gejala sedang ada sesak napas, dua kali divaksinasi Sinovac, belum booster.

* Kasus transmisi lokal BA.5 (Perempuan 40 tahun): tidak ada gejala, sudah dua kali vaksin Sinovac, dan 1 vaksin AstraZeneca.

* Kasus transmisi lokal BA.5 (Laki-laki 22 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, belum di booster.

* Kasus PPLN dari Inggris (Laki-laki 30 tahun): gejala ringan, sudah dua kali vaksin Sinovac, satu kali vaksin Moderna.(*)

Baca Juga: Siapa Berikutnya? Ini 10 Kandidat Penyakit Calon Pandemi di Masa Depan