Dokter Spesialis Anak, dr. MN Ardi Santoso, M.Kes, Sp.A juga menjelaskan, “Penting untuk dipahami oleh para orangtua, meskipun anak pada usia prasekolah semakin aktif secara fisik, namun asupan nutrisi untuk perkembangan kognitif anak juga harus tetap diperhatikan.
Sebab pada usia 3 tahun, 80% perkembangan kognitif anak berkembang pesat terutama dalam lonjakan kosakata, selanjutnya, menginjak usia 5 tahun perkembangan kognitif semakin pesat bahkan mencapai 90%.
Sehingga kebutuhan nutrisi penting untuk perkembangan maksimal kognitif seperti Omega-3 (DHA) masih sangat dibutuhkan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa 8 dari 10 anak berusia 4-12 tahun di Indonesia, masih kekurangan asupan Omega-3 (DHA). Padahal dengan kemampuan kognitif yang optimal dapat membantu anak usia prasekolah untuk mulai belajar hal baru.”
Lebih lanjut dr. Ardi menjelaskan, “Pentingnya nutrisi bagi perkembangan anak jangan sampai disepelekan, terutama untuk nutrisi untuk memaksimalkan perkembangan kognitif saat anak memasuki usia prasekolah.
Sebab kalau nutrisi tidak lengkap, yang diperlukan untuk perkembangan kognitif, dapat membuat tumbuh kembang anak menjadi terhambat."
Pada beberapa kasus, masalah kekurangan nutrisi dapat berakibat fatal bagi anak. Untuk itu, orangtua jangan hanya melihat dari porsi makanan yang dikonsumsi anak, tapi juga harus memperhatikan kualitas asupan nutrisinya.
Karena, kebutuhan nutrisi anak cenderung tidak tercukupi dengan baik hanya dari menu makanan sehari-hari.
Baca Juga: Healthy Move, 3 Jenis Olahraga yang Meningkatkan Kesehatan Jantung
Baca Juga: Konsumen Perlu Tahu, Wadah Plastik PET dengan BPA, Mana yang Aman?
“Untuk mendukung aktivitas fisik dan tumbuh kembang anak usia prasekolah, pastikan anak mendapat energi yang cukup dari sumber makanan yang kaya karbohidrat dan lemak.
Selain itu, mereka juga membutuhkan nutrisi untuk perkembangan kognitifnya seperti Omega 3 (DHA), Omega 6, dan zat besi, yang dibutuhkan agar dapat mulai belajar dengan lebih baik.