Find Us On Social Media :

Dokter Erlina Burhan: Subvarian BA.4 dan BA.5 Berisiko Menginfeksi Ulang Penyintas Covid-19

Subvarian BA.4 dan BA.5 mempunyai kemampuan untuk mengelabui sistem imun tubuh.

GridHEALTH.id - Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali dikonfirmasi di Indonesia pada 6 Juni 2022.

Covid-19 varian baru ini, awalnya terdeteksi pada tiga orang warga negara asing (WNA) yang menghadiri the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali dan seorang warga negara Indonesia (WNI).

Setelah subvarian BA.4 dan BA.5 dikonfirmasi, tren kenaikan kasus Covid-19 pun mulai terjadi.

Bahkan sejak Rabu (15/6/2022), kasus positif Covid-19 yang dilaporkan mencapai 1.000 kasus per harinya.

Masyarakat diminta untuk mewaspadai subvarian Omicron ini, yang disebut dapat menular lebih cepat.

Pasalnya subvarian BA.4 dan BA.5 dapat menginfeksi siapapun, termasuk orang-orang yang sebelumnya sudah pernah terpapar.

Jadi mereka yang sudah pernah terinfeksi dan mendapatkan vaksinasi penuh, memiliki imunitas ganda atau hybrid immunity, bisa terinfeksi.

Memang, kelompok masyarakat ini mempunyai risiko yang lebih rendah untuk terpapar Covid-19. Namun, bukan berarti aman dari subvarian BA.4 dan BA.5.

Hal tersebut disampaikan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, Sp.P(K) kepada GridHEALTH.id (21/06/2022).

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, IDI: Pakai Masker Bahkan di Ruang Terbuka

"Apalagi BA.4 dan BA.5 ini salah satu keunggulannya adalah bisa mengelabui sistem imun untuk kabur dari immunity," ujarnya di media diskusi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Selasa (21/6/2022).

Ketika seseorang sudah terinfeksi secara alami atau telah menerima vaksinasi Covid-19, sistem imun akan mengenali virus corona yang masuk ke dalam tubuh dan melemahkannya.

"Akan tetapi dengan varian baru ini, bisa menghindari reaksi dari sistem imun. Inilah yang membuat kenapa orang yang sudah divaksin pun (dan terinfeksi sebelumnya) berisiko untuk tertular kembali," jelasnya.

Masih menurut dokter Erlina, kemungkinan seorang penyintas Covid-19 mengalami infeksi ulang akibat subvarian BA.4 dan BA.5 cukup bervariasi.

Hal ini tergantung pada reaksi sel imun dan bagaimana orang tersebut menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut, dokter Erlina juga mengingatkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan terus mempraktikan protokol kesehatan.

"Kalau salah satu lemah, kemungkinan untuk terinfeksinya akan lebih tinggi. Jadi vaksinasi, booster, dan pola hidup bersih sehat (PHBS)," pungkasnya.

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada Januari dan Februari 2022.

Varian Covid-19 menyebar luas di berbagai negara dunia, sehingga dinyatakan  sebagai variant of concern atau varian yang mendapatkan perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (*)

Baca Juga: Waspada, Puncak Gelombang Subvarian BA.4 dan BA.5 Jelang Idul Adha