Find Us On Social Media :

7 Jenis Sampah Plastik yang Banyak Digunakan Ini Memiliki Bahaya Mengerikan

Terdapat 7 jenis sampah plastik yang biasa digunakan ternyata berbahaya bagi kesehatan.

GridHEALTH.id – Sampah telah menjadi permasalahan yang tak unjung usia, khususnya mengenai sampah plastik di Indonesia.

Penggunaan yang terus meningkat, masih membutuhkan pengelolaan sampah yang baik, jika tidak tentu akan berbahaya bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis sampah plastik apa saja yang banyak digunakan dan bahaya mengerikan dibalik penggunaannya, agar masyarakat semakin sadar akan pengelolaan sampah plastik yang baik.

Data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan tahun 2020, Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah, di mana plastik menyumbang sekitar 14% dari total jenis sampah lainnya.

Masing-masing dari jenis plastik ini memiliki kandungan dan bahaya bagi kesehatan yang berbeda-beda, maka kenali penggunaan plastik dan bahaya yang terkandung.

Plastik sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena keunggulannya dalam hal kepraktisan, karena kuat, ringan, dan mudah dibawa, namun dibalik itu semua penggunaan plastik yang tidak sesuai mengandung bahaya yang mengerikan bahkan menjadi pemicu kanker, maka kenalilah jenis-jenis plastik beserta bahanya dan inilah yang biasa digunakan di Indonesia:

1. PET atau PETE (Polyethylene Therephthalate) - Mayoritas digunakan untuk serat sintetis (sekitar 60%), sedangkan dalam botol kemasan dijadikan sebagai bahan dasar sekita 30% dan botol yang menggunakan bahan ini hanya bisa satu kali pakai dengan titik leleh 85C.

Pembuatan PET mengandung antimoni trioksida yang berbahaya bagi pekerja ataupun pengepul sampah jenis ini saat produksi maupun proses daur ulang, karena kandungan ini bisa masuk ke tubuh melalui pernapasan, di mana udara debu yang dihirup telah mengandung antimoni trioksida, dan jika terkontaminasi dalam waktu lama akan mengalami iritasi kulit dan gangguan saluran pernapasan.

Bagi wanita, senyawa antimoni trioksida dalam PET berisiko pada menstruasi dan keguguran, serta kemungkinan pertumbuhan lambat dari anak yang dilahirkan hingga usia 12 bulan.

Baca Juga: 7 Produk Pangan dengan Kemasan Botol PET, Hindari Penggunaan Berulang!

 2. HDPE (High Density Polyethylene) - Dikategorikan sebagai bahan yang cukup aman digunakan karena mampu mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan ini dengan makanan atau minuman yang dikemasnya.

Bahan ini memiliki sifat yang kuat, keras, buram, dan lebih tahan suhu tinggi jika dibandingkan PET, namun penggunaan jangka panjang juga dapat menimbulkan risiko karena bahan HDPE ini tetap terus mengeluarkan senyawa antimoi trioksida.