GridHEALTH.id - Tak terasa, puncak ibadah haji semakin dekat. Para jemaah haji yang saat ini berada di Tanah Suci, diwanti-wanti agar tidak terkena gangguan saluran pernapasan.
Gangguan pernapasan kerap kali dialami oleh para jemaah haji, setelah melewati Armuzna (puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
"Biasanya tren penyakit paru mulai meningkat setelah Armuzna," kata Spesialis Paru dr. Andy Siregar, Tim Dokter KKHI Mekah, dikutip dari Sehatnegeriku, Minggu (3/7/2022).
Cuaca dan fisik jemaah haji yang kelelahan, menjadi faktor risiko utama terjadinya gangguan pernapasan.
Tak hanya itu, droplet yang berasal dari orang-orang di berbagai belahan dunia, berkumpul di Masyair saat puncak ibadah haji.
Seluruh jemaah haji diminta untuk selalu mengencangkan proteksi diri, dengan disiplin menggunakan masker.
Spesialis Paru yang juga tergabung di Tim Dokter KKHI dr Andi Yanti, mengatakan masker digunakan dengan benar dan dilarang untuk dibasahi, karena hanya akan menghilangkan efektivitas penyaringan partikel yang berbahaya.
"Sama sekali tidak boleh. Itu justru merusak membran dari masker untuk menyaring virus dan bakteri," jelasnya.
Baca Juga: Rompi Anti Heatstroke Bagi Jemaah Haji Indonesia dari Pemerintah
Melindungi diri dengan masker
Seberapa penting menggunakan makser selama ibadah haji?
Dilansir dari laman sfcdcp.org, masker membantu mengurangi penyebaran kuman di udara.