GridHEALTH.id - Tidak banyak diantara kita yang mengetahui secara baik dan benar prihal organ reproduksi wanita.
Buktinya masih banyak yang salah kaprah.
Contoh, vulva disebut vagina. Lainnya, masih banyak yang salah memperlakukan dan merawatnya.
Mengenai hal tersebut sudah dibahas dalam artikel sebelumnya.
Sekarang mari kita pahami lebih baik prihal organ reproduksi wanita secara medis.
Hal ini penting karena organ reproduksi wanita merupakan bagian penting dalam sistem reproduksi wanita untuk menghasilkan keturunan.
Oleh sebab itu, merawat organ-organ tersebut merupakan sebuah keharusan.
Tujuannya untuk mencegah diri sendiri dans pasangan dari penyakit berbahaya serta menghasilkan keturunan yang sehat.
Ada Dua Bagian Organ Reproduksi Wanita
Baca Juga: Kutu Rambut Mirip Butiran Beras di Kepala, Berbahaya Bila Dibiarkan
Organ reproduksi wanita, melansir morulaivf.co.id, terbagi dua.
Ada organ reproduksi dalam dan luar. Berikut lebih jelasnya, diulas satu persatu mengenai organ reproduksi wanita.
* Organ Reproduksi Wanita Bagian Luar
Organ reproduksi wanita bagian luar dikelompokkan di dalam vulva yang terletak di luar vagina.
Organ-organ tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bibir Vagina (Labia)
Bibir vagina atau labia terdiri dari dua bagian yaitu labia mayora dan labia minora.
Labia mayora merupakan bibir vagina besar yang terletak di bagian luar. Berbentuk seperti pembungkus besar, organ ini berfungsi untuk melindungi organ reproduksi wanita bagian luar lainnya.
Selain itu, terdapat kelenjar minyak dan keringat pada labia mayora. Setelah wankita masuk masa pubertas akan tumbuh rambut yang menutupi organ ini.
Labia minora atau bibir vagina kecil berukuran lebih kecil daripada labia mayora.
Organ ini berfungsi sebagai pelindung vagina dan uretra (saluran pembawa urine keluar tubuh).
Labia minora tidak tertutupi rambut seperti labia mayora.
2. Mons Pubis
Mons pubis adalah lemak yang menonjol di atas labia yang tertutup oleh rambut saat masa pubertas. Organ ini berperan dalam proses rangsangan seksual karena mengeluarkan zat feromon.
3. Lubang Vagina
Lubang vagina pintu masuk ke vagina.
4. Lubang Uretra
Tempat keluarnya urine dari kandung kemih adalah lubang uretra.
Baca Juga: Yang Terlihat Dibalik Celana Dalam Wanita Itu Bukan Vagina Tapi Vulva, Jangan Salah Lagi
5. Klitoris
Klitoris terletak di bagian atas labia minora berupa tonjolan kecil. Organ ini sangat sensitif karena merupakan sumber utama kenikmatan seksual yang terjadi pada wanita.
6. Kelenjar Bartholin (Kelenjar Vestibular)
Letak kelenjar ini ada di kedua sisi bukaan vagina. Organ ini mempunyai fungsi untuk melumasi vagina saat berhubungan seksual dengan lendir kental yang dihasilkan.
* Organ Reproduksi Wanita Bagian Dalam
Organ reproduksi wanita bagian dalam terletak dalam rongga panggul (pelvis).
Organ-organ tersebut adalah sebagai berikut.
1. Vagina
Vagina adalah jalan keluar bayi saat seorang wanita melahirkan secara normal. Leher rahim (serviks) dengan bagian luar tubuh juga terhubung melalui organ ini.
Baca Juga: Hilangkan Stretch Mark di Rumah Cukup Pakai 5 Bahan Ini
Selain itu, vagina juga merupakan tempat masuknya penis ketika wanita dan pria berhubungan seksual.
Letak organ ini di antara bagian bawah rahim dan tubuh bagian luar wanita.
2. Leher Rahim (Serviks)
Leher rahim berupa lorong sempit sebagai pintu masuk antara vagina dan rahim. Dinding leher rahim bersifat fleksibel yang dapat meregang atau membuka jalan saat bayi lahir.
Oleh sebab itu persalinan normal mampu dilakukan wanita.
3. Rahim (Uterus)
Rahim merupakan organ yang berfungsi sebagai rumah bagi janin yang sedang bertumbuh dan berkembang.
Bentuk dari rahim seperti buah pir. Letak rahim ada di bagian tengah rongga panggul dan di belakang kandung kemih depan rektum.
4. Indung Telur (Ovarium)
Baca Juga: National Clean Beauty Day, Untuk Kesehatan Kulit Wanita Paripurna
Indung telur terletak di kedua sisi rahim berupa kelenjar kecil berbentuk oval.
Fungsi organ ini adalah untuk memproduksi sel telur dan hormon seks utama berupa estrogen progesterone yang dilepaskan ke dalam aliran darah wanita.
5. Saluran telur (Tuba Fallopi)
Saluran telur (Tuba Fallopi) adalah saluran sempit sekitar 10-13 cm dengan diameter 1 cm yang melekat pada bagian atas rahim mengarah ke ovarium agar terhubung antara keduanya.
Fungsi organ ini adalah sebagai jalan bagi telur dari ovarium ke rahim saat ovulasi.
Selain itu, sel telur dan sperma juga bertemu di saluran ini saat proses pembuahan.
Penyakit yang Perlu Diwaspadai
Ada berbagai penyakit yang sering menyerang sistem reproduksi wanita.
Apa saja penyakit-penyakitnya, berikut ini penjelasannya dilansir dari artikel dr. Erwin Rahakbauw, Sp.OG, Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Siloam Hospitals Ambon, dilansir dari laman siloamhospitals.com (8/03/2022).
Baca Juga: Orang yang Tidak Menjaga Kesehatan Gigi, 86% Lebih Tinggi Berisiko Terkena Pneumonia
1. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi yang sering ditemui pada wanita. Endometriosis termasuk kelainan yang timbul ketika jaringan yang membentuk lapisan endometrium (dinding dalam rahim) tumbuh di luar rongga rahim.
Jaringan ini tumbuh di ovarium, usus, dan pada jaringan yang melapisi panggul. Atas pengaruh hormonal dalam siklus menstruasi menyebabkan jaringan yang salah tempat tadi menjadi nyeri atau meradang dan membesar hingga membentuk kista.
Pertumbuhan jaringan dapat menyebabkan masalah kesuburan akibat perlengketan, nyeri haid yang berat, nyeri saat bersanggama, benjolan perut yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Cystitis
Cystitis merupakan sindrom klinis kompleks yang diidentifikasi oleh peradangan akut atau kronis akibat infeksi pada lapisan kandung kemih.
Wanita rentan mengalami infeksi kandung kemih disebabkan saluran kencing yang lebih pendek dibandingkan pria.
Gejalanya ditandai oleh sering berkemih (anyang-anyangan), nyeri di akhir berkemih, serta nyeri di bagian panggul. Ketidaknyamanan pada penyakit ini dapat berkisar dari sensasi terbakar ringan hingga nyeri yang cukup parah.
Tingkat ketidaknyamanannya juga beragam, bisa terus-menerus atau jarang.
Baca Juga: 170 Pasien Dirawat di RSDC Wisma Atlet, Banyak yang Belum Vaksin
3. Mioma uteri
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdapat pada lapisan dinding rahim yang terdiri dari otot dan jaringan fibrosa.
Wanita pada usia subur biasanya mengalami kondisi ini. Ukuran pada mioma uteri ini sangat bervariasi, mulai dari tidak terlihat hingga sebesar buah semangka.
Mioma uteri cenderung terjadi pada wanita berusia 35 tahun dan lebih. Gejala umum mioma uteri antara lain durasi menstruasi lebih dari seminggu, pendarahan menstruasi yang berat, nyeri pada bagian panggul, sering buang air kecil, nyeri saat berhubungan seksual atau saat menstruasi, serta pembengkakan pada perut.
Mioma uteri juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan bergantung ukuran dan lokasi mioma pada dinding rahim.
4. Kanker serviks
Secara singkat, kanker serviks merupakan jenis kanker yang dimulai di leher rahim yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (human papiloma virus).
Leher rahim berbentuk silinder berlubang yang berfungsi menghubungkan bagian bawah rahim wanita ke vagina.
Kanker serviks biasanya terjadi pada wanita berusia 30 sampai 45 tahun, terutama yang sudah aktif secara seksual.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Henti Jantung, Diduga Penyebab Kematian Mantan Istri Donald Trump
Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dirinya mengidap kanker serviks dikarenakan gejala yang tidak terlalu terlihat.
Gejala pada umumnya dirasakan ketika penyakit sudah menjadi lanjut sehingga penting sekali dilakukan pemeriksaan lebih awal pada mereka dengan faktor risiko untuk deteksi lebih dini.
Gejala yang biasanya dikeluhkan adalah perdarahan, keputihan yang berbau busuk, nyeri saat buang air kecil, kesulitan buang air besar, dan nyeri panggul.
5. HIV/AIDS
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.Jika seseorang wanita terkena HIV, ia dapat menularkan kepada pasangannya, kepada janin yang dikandungnya, dan akan lebih rentan terhadap penyakit infeksi dan keganasan/kanker.
Penularan virus ini dapat terjadi melalui saat cairan tubuh seseorang yang mengidap HIV ke tubuh orang lain dengan berbagai cara, seperti melakukan hubungan seks tanpa kondom, penggunaan alat suntik secara bersama-sama, transfusi darah, kepada janin yang dikandungnya melalu plasenta saat hamil, persalinan, dan menyusui.
Pastinya, jangan anggap sepele gangguan kesehatan pada sistem reproduksi wanita.(*)
Baca Juga: Pertolongan Pertama Henti Jantung, Diduga Penyebab Kematian Mantan Istri Donald Trump