GridHEALTH.id - Selama tiga hari berturut-turut, sejak awal pekan ini, kasus Covid-19 berikisar di angka 5.000.
Mengutip laman Satgas Covid-19, pada Kamis (21/7/2022), jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi sebanayk 5.410.
Sehingga total kasus Covid-19 yang aktif saat ini, berkisar di angka 36.781 kasus.
Di tengah tingginya angka kasus Covid-19 dan prediksi pandemi yang masih akan berlangsung lama, pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan pemberian vaksin dosis empat atau booster dosis kedua.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril.
Selain itu, yang juga jadi bahan pertimbangan pemberian vaksin Covid-19 dosis empat ke masyarakat umum, karena beberapa negara lain juga sudah mulai melakukannya.
Terlebih menurut Syahril, daya tahan tubuh penerima vaksin dosis primer dan dosis ketiga (booster), menurun dalam kurun waktu enam bulan.
"Masa aktif atau respons vaksin antibodi setelah enam bulan menurun," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Jumat (22/7/2022).
Saat ini, Kemenkes bersama dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), sedang melakukan pembahasan mengenai rencana vaksin dosis empat ini.
Baca Juga: Obat Kumur Povidone-Iodine Mengurangi Gejala Klinis Pada Pasien Covid-19 di Wisma Atlet, Studi
"Terutama prioritas pada kelompok berisiko tinggi, tenaga kesehatan, usia lanjut, tenaga pelayanan publik, itu semua ada prioritasnya," tutur Syahril.
Namun, saat ini pemerintah masih fokus terhadap pemberian vaksinasi booster kepada masyarakat.
Dilihat dari Dashboard Vaksinasi Kemenkes, jumlah penerima vaksin booster mencapai 53,9 juta atau 26 persen dari total sasaran sebanyak 208 juta jiwa.
"Sehingga, saat ini kita masih fokus dulu pada pencapaian vaksinasi dosis lengkap primer dan penguat (dosis ketiga)," pungkasnya.
Efektivitas vaksin dosis empat
Melansir laman CDC, dosis vaksin Covid-19 ketiga dan keempat memberikan perlindungan substansial pada orang dewasa.
Terutama pada masa gelombang varian Omicron yang terjadi pada awal 2022, menurut studi yang dipublikasikan di MMWR pada 15 Juli.
Hasil dari studi tersebut, menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang ada saat ini, dapat memberikan perlindungan terhadap kondisi serius.
Bahkan perlindungan tersebut juga berlaku terhadap subvarian Omicron BA.5 yang saat ini sedang mendominasi kasus Covid-19 di berbagai negara. (*)
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Mari Mengingat Kembali Gejalanya Dari Delta Hingga Omicron