GridHEALTH.id - Hepatitis akut yang menyerang anak-anak di seluruh dunia, masih menjadi misterius terkait penyebab dari penyakit ini.
Penelitian terus dilakukan untuk membuktikan penyebab sebenarnya dari hepatitis akut pada anak, namun orangtua tidak perlu terlalu khawatir karena pakar telah menyatakan hepatitis akut pada anak tidak semisterius yang dibayangkan.
Meskipun penyebabnya belum diketahui, tetapi dunia dan WHO telah menetapkan beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan dan pengobatan yang harus dilakukan saat menemui kasus di setiap negara.
Dengan dasar inilah, hepatitis akut pada anak yang masih belum jelas diketahui asalnya dapat dikatakan tidak semisterius yang dibayangkan.
Hepatitis akut pada anak ini menjadi populer di kalangan masyarakat dengan nama hepatitis akut misterius, di mana penyebutan misterius hanyalah digunakan untuk memudahkan masyarakat memahami bahwa etiologi atau penyebabnya masih menjadi misteri.
Penyakit hepatitis yang menyerang pada anak di seluruh dunia ini dikatakan dalam kategori akut karena kemunculannya yang tiba-tiba dan dalam jumlah kasus yang cukup banyak, bahkan kasus terparah banyak ditemui anak kecil sudah harus menjalankan transplantasi hati.
Jadi, ketahuilah ulasan di bawah ini mengenai fakta-fakta dari hepatitis akut pada anak, untuk meningkatkan kewaspadaan namun tanpa khawatir berlebih bagi orangtua.
Hanya Penyebab/Etiologi yang Misterius
Dalam dunia medis, untuk membuktikan sesuatu menjadi penyebab dari sebuah penyakit membutuhkan waktu yang sangat panjang dan harus melalui berbagai tahapan uji coba, inilah yang menyebabkan etiologi atau penyebab sebenarnya dari hepatitis akut pada anak masih misterius.
Faktor lainnya, meskipun jumlah anak yang terkena hepatitis akut di dunia cukup banyak, namun tidak secepat dan tidak sebanyak Covid-19, sehingga sampel untuk diuji tetap tidak sebanyak Covid-19, maka proses yang dibutuhkan akan lebih lama.
Hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah meskipun penyebab dan etiologi dari hepatitis akut pada anak masih misterius, namun dokter dan peniliti telah mengetahui gejala, cara penularan, cara pengobatan, cara pencegahan, dan hal lainnya, sehingga orangtua bisa tetap fokus dalam upaya pencegahan agar tidak menularkan dan tertular, juga gejala yang perlu diketahui untuk deteksi dini.