GridHEALTH.id - Hepatitis akut misterius pada anak masih menjadi pusat perhatian dunia untuk menemukan jawaban penyebab sesungguhnya dari penyakit yang menyerang anak ini.
Penelitian masih terus berlangsung dengan melihat segala kemungkinan yang didapat dari pengamatan terhadap anak dengan hepatitis akut misterius.
Berdasarkan penelitian di Inggris, ditemukan adanya dua virus umum yang muncul setelah diberhentikannya pemberlakuan masa karantina wilayah terkait pandemi Covid-19.
Kedua virus umum ini diyakini oleh para ahli Inggris yang memicu timbulnya kasus hepatitis akut misterius pada anak yang langka.
Hingga saat ini, sebagian besar kasus di Inggris menyerang anak di bawah lima tahun dan sudah ada lebih dari 1.000 anak dari 35 negara di dunia yang diperkirakan telah terinfeksi penyakit hepatitis akut misterius ini.
Bahkan data menunjukkan sudah ada 12 anak di Inggris yang harus menjalani operasi transplantasi hati agar tetap bisa bertahan hidup.
Hasil penelitian dari para ahli Inggris yang menyebutkan ada dua virus umum kemungkinan menjadi penyebab dari hepatitis akut misterius pada anak adalah hasil dari penelitian tim gabungan dari London dan Glasgow.
Tim peneliti menyebutkan kebijakan karantina wilayah akibat pandemi Covid-19 di Inggris menyebabkan sejumlah balita kehilangan imunitas awal terhadap dua virus umum ini, yaitu:
Adenovirus - dalam beberapa waktu terakhir, hepatitis akut misterius pada anak sudah mulai sering dikaitkan dengan adenovirus setelah ditemukan virus ini dalam beberapa kasus, khususnya anak di Inggris sekitar 72% anak dengan hepatitis akut misterius dinyatakan positif memiliki adenovirus dalam tubuhnya.
Baca Juga: 4 Simpulan Awal Penyebab Sebenarnya Hepatitis Akut Misterius Pada Anak, Benarkah dari Adenovirus?
Dalam keseharian, adenovirus menjadi virus umum yang sering menyebabkan flu biasa, gangguan pencernaan, diare, dan konjungtivitas.
Adeno-associated virus two (AAV2) - sedangkan untuk adeno-associated virus two (AAV2) pada umumnya tidak menyebabkan penyakit, namun baru dapat memperbanyak diri dan bekerja dalam tubuh setelah adanya virus pembantu, seperti adenovirus.
Source | : | IDAI,kompas |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar