Find Us On Social Media :

WHO Kembali Ingatkan, Cacar Monyet Bisa Menyerang Siapa Saja, Tidak Hanya Kaum Gay

Cacar monyet dapat menyerang siapa saja, bukan hanya kaum gay, tetap waspada.

GridHEALTH.id - Ramai pemberitaan mengenai penyebaran kasus cacar monyet, WHO kembali ingatkan cacar monyet dapat menyerang siapa saja.

Setelah muncul dalam beberapa kasus, cacar monyet menyebar diantara kaum gay, tidak menjadikan penyakit ini aman diantara kaum heteroseksual.

WHO menyebut dalam pemberitaannya yang terbaru bahwa cacar monyet bisa menyerang siapa saja, terutama yang memiliki riwayat kontak erat dengan penderita, jadi bukan berarti hanya pria yang berhubungan seksual dengan pria saja yang memiliki risiko terkena cacar monyet.

Oleh karena itu, kembali diingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada dengan memperhatikan pola hidup bersih.

Dalam rilis persnya, selain WHO, UNAIDS yang merupakan organisasi PBB dalam bidang HIV/AIDS juga mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah, media, dan masyarakat untuk tidak menimbulkan stigma terhadap kaum atau golongan tertentu.

Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya perasaan malu, merasa dihakimi, dan tersingkirkan dari penderita yang enggan melaporkan dirinya terjangkit cacar monyet.

Wakil Direktur Eksekutif UNAIDS, Matthew Kavanagh dalam pernyataannya menyebut dengan adanya stigmasi hanya akan merusak kepercayaan dan kapasitas untuk merespons secara efektif selama terjadinya wabah.

Akan muncul kecenderungan membuat penderita menjadi ketakutan dan akan menjauhkan diri dari layanan kesehatan, yang akan berdampak pada upaya mengidentifikasi kasus dan mendorong tindakan hukuman yang tidak efektif.

UNAIDS berharap menanggapi terjadinya wabah, seperti yang sudah ditetapkan WHO dalam kasus cacar monyet, diperlukan adanya upaya pencegahan yang lebih kuat bukan menanggapinya dengan stigmatisasi.

Baca Juga: WHO: Eropa Diprediksi Ada Lebih Banyak Kematian Akibat Cacar Monyet

 Harapan dari PBB sendiri agar lebih banyak kasus cacar monyet yang akan teridentifikasi, sehingga memudahkan untuk tingkat pencegahan.

Sebagai tambahan informasi, sejauh ini berdasarkan data terakhir dari pemerintah Indonesia per Kamis (28/07/2022) lalu menyebut Indonesia masih nol kasus dan tergolong dalam negara kuadran satu, yang artinya belum pernah melaporkan kasus positif cacar monyet.

Di Eropa sendiri, ECDC menyebutkan per 28 Juli 2022 kemarin, seluruh Eropa terdapat 11.001 kasus dari 27 negara anggota ECDC.

Masyarakat pun kembali diingatkan untuk tetap waspada, karena cacar monyet dapat menyerang siapa saja, bukan hanya golongan tertentu, salah satunya kaum gay dan WHO menyebut stigmatisasi hanya akan memperburuk keadaan.

Virus cacar monyet sendiri terdapat dua jenis, virus cacar monyet dari Afrika Barat dan virus dari Congo Basin, Afrika Tengah.

Cacar monyet akan menularkan virusnya melalui satu orang ke orang lain, dengan adanya kontak dekat terhadap lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan benda yang terkontaminasi oleh penderita cacar monyet.

Diketahui bahwa masa inkubasi dari virus cacar monyet adalah 6 hingga 13 hari, umumnya berada pada 5 hingga 21 hari.

Gejala paling umum yang dirasakan dari cacar monyet adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam dan lepuh di wajah, tangan, kaki, mata, mulut, atau alat kelamin.

Jadi, tetaplah waspada dan kenali gejalanya, karena cacar monyet dapat menyerang siapa saja, tidak hanya kaum gay.(*)

Baca Juga: Pasien Cacar Monyet Kepergok Dokter di Kereta, Diberi Penjelasan Malah Lakukan Hal Tak Perpuji