GridHEALTH.id - Tahukah ternyata hari ini, 8 Agustus 2022, adalah hari kucing sedunia.
Perihal peringatan hari kucing sedunia, ternyata setelah peradaban Mesir Kuno runtuh, kucing dimanfaatkan oleh orang-orang Yunani dan Romawi sebagai pengendali hama.
Namun, selama Abad Pertengahan di Eropa, kucing menjadi hewan paling diburu untuk dibunuh karena dikaitkan dengan wabah Black Death.
Sebelum hidup berdampingan dengan manusia, kucing adalah hewan liar di dataran Afrika yang gemar berburu.
Sedangkan sejarah manusia pertama tentang kucing ditemukan dalam budaya Peradaban Mesir Kuno.
Kala itu, kucing dianggap sebagai dewa dan menerima pemujaan dari orang Mesir.
Adapun Hari Kucing Sedunia adalah perayaan tahunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran manusia tentang kucing, termasuk cara melindungi dan memelihara mereka.
Nah, cara melindungi dan memelihata kucing dengan baik dan benar ini penting untuk diketahui.
Bukannya apa-apa, bagi penyuka kucing dan memelihara kucing ada 5 risiko penyakit infeksi berbahaya yang ditularkan kucing pada manusia.
Baca Juga: 4 Makanan Lezat dan Bergengsi Ini Bisa Mengurangi Risiko Stroke
Berikut ini beberapa penyakit kucing ke manusia yang bisa ditularkan, seperti dilansir dari kelaspintar.id (7/06/2022) yang merupakan patner Kemendikbud, diantaranya:
Kurap atau Ringworm
Tidak hanya pada anjing, ringworm merupakan jenis penyakit kulit yang bisa juga terjadi pada kucing.
Penyakit jenis kurap ini terjadi karena infeksi jamur, berkembang secara perlahan dengan memakan sel kulit mati, hingga akhirnya menyebar ke bagian tubuh hewan.
Apabila mansia sedang terluka, penularan akan sangat mudah terjadi.
Karenanya perlu waspada saat menemukan gejala kurap pada kucing, seperti adanya area melingkar yang berkerak dan disertai rontoknya bulu.
Apabila kucing kita terkena kurap, bawalah ke fasilitas atau klinik kesehatan hewan dan bersihkan rumah secara menyeluruh agar tidak ada spora jamur yang tertinggal.
Scabies
Feline sarcoptic mange merupakan penyakit kulit pada anjing dan kucing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei.
Baca Juga: Ciri Kutil Tumbuh di Kulit dan 3 Cara Mengobatinya Secara Alami
Penyakit ini sangat sering terjadi pada kucing. Terkadang, penyakit ini dikenal juga dengan sebutan scabies, mange terjadi karena tungau dengan bentuk tubuh oval, memiliki warna yang terang, tetapi bersifat mikroskopis.
Notoedric mange atau Notredes cats kadang juga disebut dengan feline scabies, karena penyakit ini mirip dengan scabies yang terjadi pada anjing.
Tungau ini akan bersembunyi di lapisan luar kulit, membentuk terowongan dan memakan sel hidup serta cairan jaringan kulit.
Akibatnya, akan terbentuk kerak atau krusta pada bagian kulit yang terinfeksi, umumnya mulai dari wajah dan telinga, lalu menyebar ke seluruh tubuh, dan bersifat sangat menular.
Penyakit ini bisa menyebabkan kucing menjadi gelisah, mengalami gatal yang hebat, dan menggaruk dengan agresif.
Gejala biasanya muncul sekitar satu minggu setelah paparan terjadi. Gejala khas pada scabies adalah adanya kerak (crust) berwarna putih, kekuningan sampai abu-abu dimana kulit menjadi menebal.
Ketika manusia bersentuhan dengan kucing yang terserang scabies, tungau bisa mengakibatkan munculnya ruam berupa benjolan kemerahan yang mirip dengan gigitan nyamuk.
Sebagian besar scabies yang menyerang manusia bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi tetap saja akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Flea Bites Dermatitis
Baca Juga: Ciri Kutil Tumbuh di Kulit dan 3 Cara Mengobatinya Secara Alami
Salah satu kondisi medis yang umum terjadi pada kucing adalah alergi. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kucing bereaksi berlebihan atau sangat sensitif terhadap alergen.
Ada empat jenis alergi yang umum terjadi pada kucing, yaitu serangga atau kutu, makanan, inhalan, dan kontak. Masing-masing memiliki ciri khas pada hewan tersebut.
Flea bites dermatitis mengacu pada alergi terhadap protein dan antigen tertentu yang ada pada air liur kutu yang menggigit hewan peliharaan.
Sebenarnya, kucing normal hanya mengalami iritasi kulit ringan sebagai respons terhadap gigitan kutu. Namun, pada kucing yang mengalami alergi air liur kutu, reaksinya bisa sangat berbeda. Reaksi ini merupakan respons alergi terhadap protein yang ada dalam air liur kutu.
Kucing dengan gangguan kesehatan ini akan mengalami rasa gatal yang hebat dan akan menggaruk, menggigiti, atau menjilat area yang terinfeksi tanpa henti. Kondisi ini bisa menimbulkan kerontokan bulu dan luka terbuka atau koreng pada kulit yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi sekunder.
Penyakit cakar kucing (cat scratch disease)
Penyakit cakar kucing disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini tak hanya mampu berpindah ke manusia lewat gigitan atau cakaran kucing, tetapi juga melalui bulu kucing. Saat mengelus bulu kucing yang terkontaminasi bakteri dan secara tidak sadar langsung menyeka mata, Anda dapat berpotensi terkena penyakit ini.
Penyakit cakar kucing dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius bagi orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
Toksoplasmosis
Baca Juga: 7 Pengobatan Rumahan Untuk Mengatasi Hidung Tersumbat, Cepat dan Murah
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.
Parasit ini terdapat pada kotoran kucing yang sudah terinfeksi dan dapat menular ke manusia.
Penyakit ini bisa berbahaya pada ibu hamil dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Pada ibu hamil, toksoplasmosis berisiko menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau penyakit bawaan lahir pada janin. Penyakit toksoplasmosis juga bisa mengganggu kesuburan wanita.
Jadi di hari Kucing Sedunia Ini, kita bisa mengetahui apa yang harus dilakukan untuk kesehatan kucingm yang imbasnya kesehatan kita sebagai pemiliknya.(*)
Baca Juga: Indonesia Darurat Perokok Anak, Pemerintah Didesak Segera Sahkan Revisi PP 109 Tahun 2012