Biasanya kerokan dilakukan saat seseorang tidak enak badan, yang disebabkan oleh masuk angin.
Nah, dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), masuk angin dijelaskan sebagai kondisi saat angin masuk bagian punggung dan leher.
Sehingga tak jarang punggung dan leher akan terasa pegal-pegal serta berat, saat mengalami masuk angin.
“Makanya kalau masuk angin, punggung pegal-pegal, leher pegal, karena ada angin yang masuk dan terus terjebak di sekitar otot. Sehingga terjadi kontraksi otot atau kekakuan,” kata dokter Aryaprana.
“Begitu dikerok, angin keluar. Pori-pori terbuka, muncul kemerahan, angin yang tadinya masuk dan terjebak, (saat) dikerok keluar. Angin-angin itu keluar, timbul sensasi dengan sendawa atau buang angin, badan juga jadi lebih enak,” sambungnya.
Akan tetapi, dokter Aryparana juga mengingatkan tidak semua penyakit bisa diatasi hanya dengan kerokan saja. Apalagi, jika masalah kesehatannya sudah berhubungan dengan organ dalam.
“Kalau dalam konteks TCM, saya bilang kerokan ini cocoknya untuk penyakit-penyakit yang di permukaan. Karena kalau dikerok itu kan hanya dipermukaan, di otot bagian luar. Baiknya untuk penyakit-penyakit di sekitar itu,” ujarnya.
Ketika akan kerokan, juga perlu dipastikan dulu, apakah masalah kesehatan yang dialaminya memang benar-benar disebabkan oleh angin atau bukan.
Apabila setelah kerokan, beberapa hari kemudian tubuh kembali terasa tidak enak atau gejalanya muncul lagi, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Ia menegaskan, kalau kerokan hanya dapat meringankan. Jika masalah kesehatan berkaitan dengan organ dalam, tentunya kebiasaan ini sama sekali tidak menolong.
“Makanya, kalau emang karena masuk angin, biasanya dikerok sekali langsung sembuh. Udah normal lagi, udah nggak masuk angin lagi. Tapi kalau dia abis dikerok cuma enakan sebentar, beberapa hari lagi sakit, berarti bukan karena masuk angin. Ada penyakit lain, sebaiknya segera diperiksa ke dokter,” tutupnya. (*)
Baca Juga: Aneka Bumbu Dapur yang Bisa Dimanfaatkan Untuk Usir Masuk Angin