Find Us On Social Media :

40,2 Juta Vaksin Covid-19 Bakal Expired, Kemenkes Kejar Pemberian Vaksin Sisanya Dalam Waktu 52 Hari

Banyak vaksin Covid-19 expired di daerah, sekitar 40,2 juta dosis dan pemerintah akan kejar sisanya dalam waktu 52 hari.

GridHEALTH.id - Pemerintah menjadikan program vaksinasi booster sebagai sebuah gerakan, yang artinya harus digerakan bersama dalam mencapai target yang ada.

Vaksin masih menjadi salah satu cara efektif dalam memberikan perlindungan diri kepada tubuh atas virus baru yang masuk dan tidak dikenali.

Oleh sebab itu, pemerintah masih terus akan melaksanakan pemberian vaksinasi booster kepada masyarakat.

Saat ini Indonesia sendiri memiliki berbagai jenis vaksin booster yang digunakan, salah satunya adalah Pfizer.

Masyarakat yang hendak melakukan vaksinasi booster pun diharapkan bisa menggunakan jenis vaksin selain Sinovac untuk memberikan kekebalan tubuh lebih.

Vaksin booster yang digunakan oleh pemerintah, terdapat diantaranya adalah hasil dari hibah negara-negara lain untuk Indonesia.

Sayangnya, hibah yang didapatkan Indonesia tidak sejalan dengan antusiasme masyarakat dalam melaksanakan vaksinasi.

Sehingga banyak ditemukan vaksin yang sudah expired di daerah-daerah karena masyarakat masih enggan melakukan vaksinasi booster.

"Vaksin yang expired ini merupakan masalah karena beberapa diantaranya, terutama sebagian besar adalah vaksin yang berasal dari hibah, waktu tenggatnya memang sempit," kata Wamenkes Dante dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Selasa (30/08/2022).

Data dari Kemenkes menyebutkan ada 40,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang sudah dinyatakan expired.

Kemenkes pun telah melakukan pemisahan terhadap vaksin yang expired dengan yang masih bisa digunakan.

Baca Juga: Kejar Capaian Vaksin Booster, Pemerintah Akan Terus Lakukan Vaksinasi Untuk Melindungi Masyarakat dari Pandemi

 Seperti yang telah dijelaskan oleh Wamenkes Dante, ada cara pemisahan yang dilakukan untuk membedakan vaksin yang masih bisa digunakan,"Vaksin yang sudah expired tidak lagi dicampur dengan vaksin yang masih tidak expired."

Wamenkes Dante mengatakan, "Artinya sudah dikeluarkan dari coolbox-nya, tempat penyimpanannya, sehingga tidak tercampur."

Langkah selanjutnya adalah, "Nanti itu akan dimusnahkan di daerah masing-masing setelah kami melakukan verifikasi dengan BPKP, vaksin itu akan kita musnahkan, tidak diberikan kepada masyarakat," kata Wamenkes Dante melanjutkan.

Masyarakat tidak perlu khawatir vaksin booster yang digunakan expired atau tidak karena pemerintah sudah memberikan pembeda, "Pembedanya adalah vaksin yang sudah expired itu sudah tidak lagi tersimpan di coolbox tetapi di luar coolbox," sambung Wamenkes Dante.

"Mudah-mudahan ini (vaksin yang expired) kita bisa tangani," tutup Wamenkes Dante.

Kemenkes menyebutkan dari 40,2 juta vaksin yang expired masih ada sisa sepuluh juta vaksin yang belum expired, maka Kemenkes menargetkan dalam waktu 52 hari terselesaikan pemberian vaksin yang belum expired.

"Dari sepuluh juta sisa vaksin yang ada, kita harapkan kita masih bisa mengejar dan akan selesai kira-kira pada 50 sampai 52 hari untuk mengerjakan booster ini pada tahapan booster yang sedang kita kerjakan," kata Wamenkes Dante.

Saat ditanya mengenai langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai target tersebut dalam 52 hari, Wamenkes Dante mengakui perlu adanya kerjasama,"Memang kami tidak bisa selesai sendiri secara eksklusif di Kementrian Kesehatan, kami terus berkoordinasi dengan lintas kelembagaan, yang paling banyak membantu adalah TNI POLRI, di daerah-daerah terutama di daerah pedalaman."

Jemput bola menjadi cara efektif saat ini dalam memberikan vaksin booster kepada masyarakat secara lebih luas.

"Ini ternyata memberikan hasil yang baik, kolaborasi yang baik dengan POLRI," kata Wamenkes Dante.

Cara ini dibuktikan dengan capaian vaksin harian yang lebih besar sebanyak 197 ribu vaksinasi setiap harinya melalui cara jemput bola, seperti yang dilakukan oleh TNI dan POLRI.

Menurut Wamenkes Dante, dengan antusiasme masyarakat yang menurun, menunggu bukanlah hal yang tepat.

"Memang di puskesmas kalau kita hanya menunggu bola saja, kelihatannya memang antusiasmenya tidak setinggi waktu awal-awal."

Baca Juga: Dua Jenis Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 6 Tahun, Masih Uji Klinis