GridHEALTH.id - Saat ini, masyarakat dunia terlihat sudah lebih siap dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Dunia yang sebelumnya dihentikan aktivitasnya oleh pandemi Covid-19, kini berangsur-angsur pulih kembali.
Aktivitas sudah mulai berjalan dengan normal, namun mungkinkah ancaman penyakit baru terjadi?
Mari menyimak apa yang harus diperhatikan orangtua untuk menjaga anaknya dari fenomena baru, immunity debt!
Immunity Debt Sebagai Utang Kekebalan
Studi dari Prancis yang dilansir oleh verywellfamily.com (19/09/2021) menyebutkan immunity debt merupakan kondisi di mana imunitas seseorang menjadi kurang kebal terhadap paparan bakteri dan virus biasa.
Oleh karena itu immunity debt dikenal juga dengan istilah utang kekebalan tubuh.
Anak menjadi salah satu kelompok rentan dalam fenomena immunity debt ini karena anak-anak terlalu terlindungi selama pandemi Covid-19.
Saat virus-virus yang sebelum pandemi menjadi virus biasa, pada saat ini virus tersebut bisa menyebabkan penyakit dan anak mengalami lonjakan infeksi setelah terpapar.
Pandemi Covid-19 dan Fenomena Immunity Debt
Saat pandemi Covid-19 melanda dunia, pembatasan kegiatan pun dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan.
Baca Juga: Fenomena Immunity Debt Setelah Program Vaksinasi Covid-19, Jangan Lengah
Banyak pula tindakan non-farmasi lainnya yang diambil untuk mengurangi beban dari pandemi, dan berhasil menekan jumlah penyakit menular pada orang dewasa.
Dengan ditemukannya vaksin, masyarakat dibantu untuk membentuk antibodinya, namun anak-anak sudah terlanjur terbiasa berdiam diri di rumah sebagai tempat berlindung.
Saat anak terlalu berlindung, ada efek samping yang bisa saja terjadi, di mana anak sulit membangun kekebalan tubuh secara alami terhadap mikroba, khususnya virus, kata Dr. Nkeiruka Orajiaka, MBBS, MPH, dokter anak ruang gawat darurat di UGD Columbus, Ohio, Amerika Serikat.
Sebelum pandemi, sebagian besar anak terbiasa kontak dengan infeksi umum dan tidak menyebabkan penyakit, tetapi tanpa sirkulasi alami virus seperti RSV, cacar air, radang tenggorokan, flu, dan lainnya maka anak tidak dapat membangun kekebalan terhadap virus ini, kata Robert Cohen, seorang profesor dan spesialis penyakit menular dari Paris.
Kekhawatiran Dokter Akan Kemungkinan Ancaman Penyakit dari Immunity Debt pada Anak
Para dokter di dunia mulai memusatkan perhatian akan kemungkinan munculnya ancaman penyakit baru dalam fenomena immunity debt.
Kekhawatiran ini dinyatakan setelah adanya lonjakan kasus pada penyakit tertentu, seperti virus pernapasan RSV, salah satu virus yang menyerang saluran pernapasan bawah anak.
RSV menjadi penyakit musiman yang menyerang berbagai belahan dunia dan saat pandemi virus ini bisa dikatakan hampir tidak ada.
Saat pandemi Covid-19 mulai mereda dan masyarakat kembali beraktivitas, dokter mulai menyoroti mulai meningkat kembali kasus RSV pada anak.
Dengan kembalinya aktivitas normal saat pandemi Covid-19, kemungkinan ada penyakit lainnya yang mulai bermunculan dan berisiko menyerang anak.
Penyakit ini antara lain cacar air, radang tenggorokan, flu, dan lainnya yang berpotensi menyebabkan epidemi lebih lanjut.
Orangtua Perlu Memperhatikan Fenomena Immunity Debt, Dengan Cara Ini
Untuk melindungi anak dari risiko terkena penyakit lanjutan yang termasuk dalam fenomena immunity debt, maka diperlukan beberapa langkah lanjutan, seperti:
1. Vaksinasi
Ada baiknya anak sudah divaksin dengan jenis vaksin RSV, jika belum ada maka pastikan vaksin dasar anak terpenuhi.
Indonesia sendiri baru akan menerapkan pemberian vaksin RSV pada tahun 2023 mendatang, saat ini masih dilakukan uji coba pada sejumlah daerah.
Orangtua juga harus melakukan vaksinasi untuk melindungi anak dari kemungkinan terkena penyakit infeksi virus lainnya, seperti vaksin rotavirus, pertusis, meningitis, varicella, dan lainnya.
2. Tetap gunakan masker
Dr. Nkeiruka Orajiaka, MBBS, MPH sangat merekomendasikan untuk anak-anak di atas dua tahun tetap rajin menggunakan masker di mana pun berada.
Karena penggunaan masker yang baik terbukti mampu membantu melindungi anak yang belum divaksin Covid-19 dan jenis virus baru lainnya.
3. Rajin cuci tangan
RSV sama dengan jenis virus lainnya yang menyebar dengan cepat melalui droplet di udara ketika seseorang terkena batuk dan bersin.
Baca Juga: Ditambah Imunisasi PCV, Ini Daftar Vaksin Wajib Pada Anak Indonesia, Jangan Terlewat!
Selain itu virus dapat bertahan di permukaan, seperti gagang pintu, meja, dan permukaan lainnya, sehingga sangat penting untuk menjaga kebersihan, khususnya di area tangan dan wajah.
Rajin cuci tangan dan terapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) bisa menjadi kunci.
4. Tingkatkan imunitas anak
Dalam menghadapi infeksi virus, diperlukan imunitas yang kuat, beri kesempatan anak dan dirinya untuk melawan flu musiman akibat RSV ini dengan kekebalan tubuh yang sehat.
Meningkatkan imunitas bisa dimulai dengan berolahraga, cukup tidur, makan makanan yang sehat untuk membentuk dan mempertahankan kekebalan alami tubuh anak.
5. Hindari kemungkinan kontaminasi (dekontaminasi)
Membatasi penyebaran virus adalah kunci dari berbagai macam penyakit infeksi virus, sehingga penting untuk melakukannya.
Batasi penyebaran virus dapat dilakukan dengan membatasi pertukaran makanan atau barang pribadi lainnya.
Untuk anak, orangtua bisa melakukan dengan membersihkan barang-barang yang dibawa pulang dengan lap anti-bakteri atau mengganti pakaian setelah berpergian, dan lainnya.
Tidak perlu terlalu khawatir, namun tetap pastikan langkah-langkah pencegahan dilakukan baik.
Jika timbul gejala yang dicurigai jangan ragu untuk periksakan anak ke dokter. (*)
Baca Juga: Mengenal Prevnar 13 yang Digunakan di Indonesia untuk Program Vaksinasi PCV