Baca Juga: Redakan Batuk Pada Anak dengan Melakukan Titik Pijat Berikut
Suami berbaring mengangkat tubuh dengan lengan, atau melingkarkan tangan disekeliling pinggang istri.
Posisi ini yang paling nyaman untuk ibu hamil, karena perut istri terhindar dari tekanan badan suami dan istri dapat mengontrol seberapa dalam penis berpenetrasi ke dalam vagina, sehingga mengurangi iritasi pada servik.* Posisi penetrasi dari belakangWanita menahan berat badannya dengan kedua tangan, tapi tangan dan payudaranya diletakkan di pinggir tempat tidur dan lututnya dialasi dengan bantal. Pria berlutut di lantai yang memungkinkannya mengontrol dalamnya penetrasi dengan dengan baik. Posisi ini akan lebih nyaman pada bulan-bulan terakhir kehamilan.* Posisi suami dudukDuduk di kursi atau tepi tempat tidur, memangku istri dan saling berhadapan, kemaluan suami di dalam vagina istri, lengan saling memangkul.
Posisi ini bisaanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak memerlukan banyak gerakan dan wanita dapat mengontrol kedalaman penetrasi.* Posisi berlutut atau berdiriDengan agak melipat lutut, suami dapat memasukkan penis dari belakang istri melingkarkan lengannya pada leher suami dan melingkarkan kaki suami antara kedua pahanya.
Posisi ini juga sesuai untuk dilakukan pada saat perut anda sudah besar, atau anda tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta.
Ingat juga, hubungan seks saat hamil, supaya aman dan manfaat didapat penting memerhatikan hal yang tidak boleh dilakukan dalam berhubungan seksual selama kehamilan, seperti dilansir dari rssantoyusup.com, berikut ini:
Baca Juga: Jubir Kemenkes:
- Meniup udara ke dalam vagina pada saat melakukan oral seks karena dapat menyebabkan emboli udara yang berbahaya untuk ibu dan janin.
- Melakukan hubungan seks dengan pasangan yang memiliki penyakit menular seksual seperti herpes,kutil genital, ataupun positif HIV. Penyakit seperti ini akan berakibat fatal untuk janin.- Jangan melakukan hubungan seks jika kehamilan Risiko tinggi; riwayat keguguran, riwayat kelahiran prematur atau gejala yang menunjukkan terjadinya kelahiran prematur seperti kontraksi rahim, perdarahan dalam vagina yang tidak diketahui penyebabnya, cairan amnion yang kurang, plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir), serviks yang lemah dan dilatasi prematur, kehamilan kembar.(*)
Baca Juga: Terisolir Dari Dunia Luar, Warga Badui yang Meninggal Minggu Lalu Terindikasi Campak