Find Us On Social Media :

2 Strategi yang Disiapkan Kemenkes untuk Tingkatkan Cakupan Vaksin Booster

Jemput bola dan siapkan sentra vaksinasi, strategi Kemenkes naikkan cakupan vaksin booster.

GridHEALTH.id – Belakangan persoalan akhir pandemi Covid-19 ramai dibicarakan. Setelah WHO menyebutkan akhir pandemi sudah di depan mata, Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahkan mengatakan situasi ini sudah berakhir.

Namun, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan Indonesia belum bisa menyatakan akhir pandemi Covid-19, terutama karena cakupan vaksin booster masih rendah.

Per Kamis (22/9/2022) ini, capaian vaksin booster baru mencapai 26,83% atau 62,9 juta dosis. Jumlahnya masih jauh dari target sasaran.

“Itulah salah satu jawabannya. Kita mesti melakukan vaksinasi dulu dengan baik. Kalau vaksinasi dengan baik maka kita punya confident untuk melepas pandemi menjadi endemi,” kata Dante, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/9/2022).

Lantaran cakupan vaksin booster masih belum sebagus vaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua, maka status pandemi belum bisa dinyatakan berakhir.

Kemenkes jemput bola

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, capaian vaksin booster memang menurun setelah libur lebaran 2022.

Sebelumnya pada saat mendekati waktu lebaran Idul Fitri, antusias masyarakat untuk mengikuti program vaksin booster sangat tinggi.

“Vaksinasi ketiga (vaksin booster) meningkat pada awal April, kemudian terjadi penurunan yang tentunya banyak penyebab sehingga capaian vaksinasi booster pertama ini masih landai,” kata Mohammad Syaril dalam konfrensi pers, Jumat (15/9/2022).

Untuk mencapai target vaksin booster, Kemenkes pun sudah menyiapkan strategi bagi masyarakat yang belum menerima vaksin Covid-19 primer maupun penguat hingga saat ini.

Terdapat dua strategi kemenkes untuk meningkatkan capaian vaksin booster, di antaranya penambahan sentra vaksinasi dan trik jemput bola.

Baca Juga: Syarat Naik Pesawat September 2022 Wajib Vaksin Booster, Tidak Berlaku untuk Kelompok Ini

“Vaksin booster seperti sebelumnya (mendekati mudik lebaran), di mana seluruh stakeholder, TNI, Polri, swasta, kemudian media, pengusaha, semuanya berjibaku bersama-sama dengan melakukan sentra-sentra vaksinasi,” ujarnya.

“Salah satu upaya yang harus kita lakukan adalah bagaimana risiko-risiko ini dapat kita komunikasikan lagi kepada masyarakat, agar memberikan dukungan dan juga mau untuk dilakukan vaksinasi ketiga,” sambung Mohammad Syahril.

Sedangkan strategi jemput bola yang dimaksud dalam upaya peningkatan capaian vaksin booster adalah mendatangi langsung masyarakat yang belum menerima vaksin Covid-19.

Terutama masyarakat yang mengalami keterbatasan untuk mendatangi sentra vaksin Covid-19 secara langsung.

“Upaya jemput bola, artinya kita (Kemenkes) mendatangi orang-orang yang terbatas terhadap layanan kesehatan, khususnya vaksinasi ini,” jelasnya.

Manfaat vaksin booster

Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini memang lebih membaik dibandingkan sebelumnya.

Namun, penyuntikan vaksin booster tetap harus dilakukan karena memberikan banyak manfaat bagi orang yang menerimanya.

Vaksin booster dapat meningkatkan kekebalan tubuh penerimanya hingga 4-6 kali lipat, sehingga mengurangi risiko terburuk bila terinfeksi Covid-19.

Sehingga meskipun masih ada risiko untuk terpapar, tapi penerima vaksin booster tidak akan mengalami gejala yang parah dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

“Untuk yang belum booster saran saya terus dilanjutkan, karena itu memberikan proteksi yang baik untuk kita, sasaran yang dibooster terbukti secara ilmiah kadar antibodinya jauh lebih tinggi dibandingkan yang belum dibooster,” pungkasnya. (*)

Baca Juga: 2 Alasan Capaian Vaksin Booster Masih Rendah, Padahal Jadi Syarat Perjalanan