GridHEALTH.id - Gagasan genetika hanya memainkan peran parsial dalam berapa lama kita hidup bukanlah konsep baru.
Faktanya, sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam Circulation menawarkan petunjuk tentang bagaimana kita dapat memengaruhi umur panjang kita sendiri, termasuk faktor gaya hidup yang dapat membantu mencegah kematian dini.
Penelitian ini menyoroti lima faktor penting seperti tidak merokok, makan makanan berkualitas tinggi, mempertahankan indeks massa tubuh (BMI) 18,5 hingga 24,9, menjaga konsumsi alkohol dalam jumlah sedang, dan melakukan setidaknya 30 menit aktivitas fisik sedang hingga berat per hari.
Faktor risiko rendah ini ditemukan meningkatkan harapan hidup hingga 14 tahun bagi wanita yang mengadopsi kelima faktor tersebut.Tapi sekarang, penelitian baru menunjukkan salah satu dari faktor-faktor ini khususnya bisa menjadi pengubah permainan untuk umur panjang.Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Aging and Physical Activity menganalisis data dari studi Objective Physical Activity and Cardiovascular Health (OPACH), menemukan bahwa meskipun gen kita memprediksi kita tidak akan hidup lama, aktivitas fisik masih dapat membantu kita memperpanjang usia.
Baca Juga: Healthy Move, Peregangan Betis Terbaik Bagi Penggemar Jalan Kaki
Baca Juga: Ternyata Kebiasaan Ini Bisa Cepat Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Penderita Hipertensi Wajib Cek Ini
Studi OPACH mengeksplorasi hubungan antara aktivitas fisik, penyakit kardiovaskular, dan risiko cedera dari tahun 2012-2020 pada 5.446 wanita pascamenopause di atas usia 63 tahun, melacak aktivitas mereka dengan akselerometer yang mereka pakai 24 jam sehari, tujuh hari. seminggu.Studi ini menambah penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa umur panjang kita lebih berkaitan dengan aktivitas fisik daripada genetika.
Peserta yang aktif secara fisik memiliki risiko kematian yang lebih rendah, sedangkan mereka yang lebih banyak duduk memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Dan kedua asosiasi ini tetap benar bahkan setelah memperhitungkan kecenderungan genetik.Scott Kaiser, direktur Geriatric Cognitive Health untuk Pacific Neuroscience Institute di Providence Saint John's Health Center di Santa Monica, CA, mengatakan kepada Medical News Today bahwa aktivitas fisik mungkin agak dipandang sebagai "obat ajaib", tetapi penting untuk dicatat bahwa dalam penelitian ini, korelasi bukanlah hubungan sebab akibat dan masih banyak lagi yang dapat dipelajari dari penelitian selanjutnya.
Namun, ia berharap orang-orang akan mengerti bahwa hanya karena kita mungkin secara genetik cenderung memiliki umur yang lebih pendek, kita masih bisa tetap aktif untuk meningkatkan umur panjang.
Kaiser mengatakan, olahraga jalan kaki paling aman dilakukan semua usia dengan semua kondisi kesehatan. Tetapi bagi lansia, tetap disarankan untuk meminta petunjuk dokter lebih dulu. (*)