Find Us On Social Media :

Ramai Kasus Gula dalam Minuman Kekinian, Profesor Zubairi Djoerban dari IDI Angkat Bicara

Kandungan gula berlebihan dalam minuman kekinian dapat menyebabkan obesitas hingga penyakit serius.

Setelah melakukan studi selama 15 tahun, hasilnya menunjukkan bahwa 17-20% orang yang mendapatkan kalori dari gula tambahan mempunyai risiko 38% meninggal dunia karena kardiovaskular dibanding mereka yang hanya mengonsumsi 8% kalori dari sebagai gula tambahan.

“Pada dasarnya, semakin tinggi asupan gula tambahan, semakin tinggi risiko penyakit jantung,” kata Dr. Frank Hu, profesor nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Mengonsumsi gula terlalu banyak dapat membuat tekanan darah dan meningkatkan peradangan kronis, di mana keduanya merupakan pemicu penyakit jantung.

Selain itu, disebutkan juga konsumsi gula berlebih dapat mengakibatkan hati membuang lebih banyak lemak berbahaya ke dalam aliran darah dan meningkatkan tekanan darah.

Kedua faktor itu juga berperan besar dalam peningkatan risiko penyakit jantung pada seseorang.

Batasan asupan gula harian

Batasan konsumsi gula harian  masyarakat telah diatur dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.

Melansir dari laman p2ptm.kemkes.go.id, konsumsi gula yang dianjurkan untuk setiap orang adalah 10% dari total energi 200 kkal per harinya.

Artinya, seseorang dalam satu hari hanya boleh mengonsumsi gula dengan takaran 4 sendok makan atau 50 gram/hari.

Oleh karena itu, batasi asupan gula dalam keseharian. Misalnya dengan tidak terlalu banyak menambahkan gula pada minuman seperti teh atau kopi.

Perbanyak minum air putih, rutin melakukan aktivitas fisik, dan mengecek kadar gula darah. (*)

Baca Juga: Keluahan Nyeri Dada pada Anak Belum Tentu Terkena Penyakit Jantung, Simak Selengkapnya!