ESS Primer
Baca Juga: 11 Pengobatan Zaman Dahulu yang Mengerikan, Mustahil Diterapkan Saat Ini
ESS Primer terjadi ketika terdapat cacat anatomi kecil (cacat lahir) yang terletak tepat di atas kelenjar pituitari sehingga menyebabkan cairan cerebrospinal (CSF) mengisi pada sebagian atau seluruh sella turcica.
Seseorang dengan ESS Primer yang mungkin memiliki kadar hormon prolaktin tinggi, dapat mengganggu fungsi testis dan ovarium.
ESS Primer paling sering terjadi pada orang dewasa dan wanita.
Penyakit ini juga sering dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi.
ESS Sekunder
Sedangkan untuk ESS Sekunder terjadi dikarenakan oleh hasil kemunduran/mengecilnya kelenjar pituitari di dalam rongga setelah terjadi cedera, operasi, atau terapi yang menggunakan radiasi.
Seseorang dengan ESS Sekunder dapat memiliki gejala hilangnya fungsi hipofisis.
Seperti, berhentinya periode menstruasi, infertilitas, kelelahan, dan stress.
Pada anak-anak, ESS dapat menyebabkan kekurangan hormon pertumbuhan, tumor hipofisis, atau disfungsi kelenjar pituitari.
Gejala sindrom sella kosong dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain dan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.