Find Us On Social Media :

Mari Kenali Hipertensi Gestasional yang Terjadi Pada Ibu Hamil

Ibu hamil perlu rutin diperiksa tekanan darahnya untuk menghindari hipertensi gestasional.

- Penghitungan gerakan janin. Dokter akan melacak tendangan dan gerakan bayi. Perubahan jumlah tendangan atau seberapa sering bayi menendang bisa berarti bayi sedang stres.

- Pengujian non-stres. Tes ini mengukur detak jantung bayi  sebagai respons terhadap gerakannya.

- Profil biofisik. Tes ini menggabungkan tes non-stres dengan USG untuk mengawasi bayi.

- Studi aliran Doppler. Ini adalah jenis ultrasound yang menggunakan gelombang suara untuk mengukur aliran darah bayi  melalui pembuluh darah.3. Tes laboratoriumPenyedia layanan kesehatan dapat menguji urin dan darah pada setiap pemeriksaan prenatal. Ini akan memberitahu jika kondisi ibu hamil semakin buruk.

4. Obat-obatan

Dokter mungkin memberi ibu hamil kortikosteroid. Obat-obatan ini dapat membantu pembentukan paru-paru bayi yang berada di janin.

Ibu hamil akan mendapatkan obat-obatan ini jika sepertinya bayi akan lahir lebih awal.

Apa saja komplikasi dari hipertensi gestasional?Tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi pembuluh darah. Ini dapat menurunkan aliran darah di hati, ginjal, otak, rahim, dan plasenta.

Kondisi ini bisa menjadi lebih buruk. Hal ini dapat menyebabkan preeklamsia dan eklampsia. Ini adalah masalah tekanan darah yang serius. Masalah ini dapat menyebabkan masalah berikut:

Baca Juga: Khasiat Bawang Putih dan Madu, Ampuh Untuk Menurunkan Berat Badan

Baca Juga: 5 Cara Mengurangi Asupan Garam Untuk Hindari Tekanan Darah Tinggi

- Solusio plasenta. Ini terjadi ketika plasenta menarik diri dari rahim terlalu dini

- Pertumbuhan janin yang buruk (pembatasan pertumbuhan intrauterin)

- Kelahiran mati

- Kejang (eklampsia)

- Kematian ibu dan bayiKarena risiko ini, dokte  mungkin memutuskan bahwa kita perlu melahirkan bayi lebih awal. Ini mungkin terjadi sebelum 37 minggu kehamilan. (*)