Find Us On Social Media :

Sering Terpapar Polusi Udara Tingkatkan Risiko Stroke, Studi

Paparan polusi udara yang tinggi lama-kelamaan meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.

GridHEALTH.id - Serangan stroke adalah kondisi yang terjadi saat pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak tersumbat.

Akibatnya, sebagian besar dari otak kekurangan oksigen yang dibutuhkan dan membuat sel-sel di sana mati.

Menurut Stroke.org, orang yang mengalami stroke akan kehilangan fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuhnya.

Faktor risiko stroke yang selama ini diketahui yakni obesitas, kurang gerak, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga tekanan darah tinggi.

Namun, sebuah studi belum lama ini mengungkapkan kalau ternyata polusi udara menjadi salah satu hal yang meningkatkan risiko stroke.

Hubungan polusi udara dan risiko stroke

Studi ini diterbitkan di Journal of the American Heart Association pada 5 Oktober 2022.

Fenomena udara yang tercemar, meningkatkan toksisitas partikel kecil yang disebut PM2,5 yang bersumber dari lalu lintas dan industri.

Polusi udara yang sudah ditemui oleh masyarakat setiap hari, ternyata dapat meningkatkan pparan gas radioaktif yang memicu serangan jantung dan stroke.

Ini karena terdapat kandungan radon tidak berwarna dan berbau, yang menjadi pemicu utama kanker paru pada non-perokok.

"Temuan ini menunjukkan radioativitas partikel meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kerusakan dari materi partikulat," kata ketua penelitian Shuxin Dong dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, dikutip dari Newsweek.

StrokeBaca Juga: Lebih Waspada! Deretan Artis ini Mengidap Penyakit Stroke hingga Meninggal Dunia, Inilah Beberapa Pantangan Makanan dan Minuman untuk Penderita Stroke

"Ini harus diselidiki lebih lanjut dan dapat mengarah pada regulasi kualitas udara yang ditargetkan serta hemat biaya," jelasnya.

Keterkaitan antara PM2,5 dengan kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular sudah diketahui sejak lama.

Partikel tersebut berasal dari pembakaran fosil, penggunaan diesel, bantalan rem, ban, dan debu jalan.

Ukurannya yang kecil, memudahkannya untuk masuk ke dalam paru-paru dan menempel, sehingga terjadilah peradangan.

"Kita tahu PM2,5 adalah partikel yang sangat kecil di udara yang dapat dihirup dan menyebabkan banyak masalah kesehatan. Namun, sedikit yang diketahui tentang sifat fisik, kimia, atau biologis yang memicu toksisitasnya," jelasnya.

Lewat penelitian ini, ditemukan kalau PM2,5 yang bersumber dari polusi udara meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung sebesar 6 persen.

Selain itu, juga memicu kematian akibat stroke sebesar 11 persen, kematian akibat seluruh penyakit kardiovaskular 12 persen, dan non-kecelakaan 10 persen.

"Risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, serangan jantung, atau stroke dan semua peneyebab kematian akibat PM2,5 lebih tinggi, dan karena itu lebih beracun ketika tingkat aktiviats beta kotor lebih tinggi," pungkasnya.

Penyakit lain akibat polusi udara

Menghirup udara yang tercemar, juga akan meningkatkan risiko diabetes dan gangguan saluran pernapasan atas.

Itu merupakan penyebab utama kematian di dunia menurut WHO, dibandingkan dengan merokok, minuman berlakohol, dan penyakit lainnya. (*)

Baca Juga: Waspada Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah dengan Pola Hidup dan Aktivitas Sehat