Find Us On Social Media :

Kencing Berkurang Jadi Salah Satu Gejala Ginjal Akut Pada Anak, Begini Cara Menghitung Jumlah Normal Pipis Anak

Hitung jumlah frekuensi dan urine pada anak untuk mendeteksi masalah gagal ginjal akut.

GridHEALTH.id - Salah satu gejala GgGAPA (Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal) yang sekarang banyak melanda anak Indonesia, dan masih misterius penyebabnya, adalah kurangnya berkemih. Bahkan ada yang berhenti berkemih alias kencing.

Saat ini sudah ada 206 kasus di 22 provinsi dan kematiannya mencakup 99%. Risiko kematiannya mencapai 48% yang berarti termasuk tinggi. Apalagi kebanyakan korbannya adalah anak-anak.

Gejalanya, salah satunya adalah berkurangnya urin. Atau urin berubah pekat, atau anak tidak pipis sama sekali. Diikuti gejala lanjutan seperti mata bengkak, serta tangan dan kaki ikut bengkak.

Karena di saat ini para ibu harus waspada, termasuk memperhatikan gejala, ada rumus untuk menghitung jumlah pipis anak secara sederhana.

Rumus pipis normal anak, dikutip dari laman CDC dan instragram dokter Frenos, adalah 1 ml= 1 kg berat badan per jam. Jadi kalau si anak beratnya 15 kilogram, maka per jam pipisnya harus 15 ml atau 360 ml per harinya.

Pemeriksaan jumlah air kencing dapat juga dilakukan dengan uroflowmetry yang paling sederhana dapat dilakukan dengan menampung jumlah urine dan kemudian menghitung waktu berkemih menggunakan stopwatch.

Saat ini telah tersedia berbagai macam alat uroflowmeter yang dapat digunakan untuk pengukuran yang lebih akurat.

Alat yang lebih canggih bekerja berdasarkan peningkatan berat urin dalam waktu tertentu untuk menentukan kecepatan aliran urin.Pasien biasanya juga diminta mengisi frequency volume chart (FVC) atau catatan harian berkemih.

Catatan ini minimal diisi 3 hari sebelum pemeriksaan. Catatan harian berkemih berisi tentang informasi mengenai kapan waktu pasien ke toilet, seberapa banyak urin yang dikeluarkan setiap kalinya, dan seberapa kuat desakan untuk buang air kecil yang dirasakan oleh pasien.

Baca Juga: IDAI Keluarkan Surat Imbauan Penggunaan Obat, Dampak Meningkatnya Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak

Disamping itu juga terdapat data mengenai asupan cairan, keluhan seperti urgensi, nyeri, inkontinensia, serta ada atau tidaknya penggunaan pembalut atau popok.

Dari data tersebut dapat diperkirakan rata-rata dan volume berkemih maksimum, frekuensi berkemih, dan produksi urin per hari.

Pasien diminta datang dalam kondisi kandung kemih terisi cukup penuh.

Jika kandung kemih terlalu penuh (volume lebih dari 400-500 mL) otot detrusor dapat menjadi terlalu meregang dan mengakibatkan berkurangnya kekuatan kontraktilitas.

Pada pasien anak, diminta untuk meminum cairan 1 jam sebelum pemeriksaan sesuai dengan expected bladder capacity (EBC) yaitu usia x 30 + 30mL

Tanyakan kepada pasien mengenai obat-obatan atau suplemen yang sedang dikonsumsi saat ini.

Jika pasien mengonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi fungsi berkemih, misalnya antikolinergik, hentikan penggunaan selama 5 hari sebelum pemeriksaan. (*)

Baca Juga: Orangtua Wajib Waspada, Kemenkes Catat Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius yang Mencapai 206 Kasus