Find Us On Social Media :

Tak Hanya Tragedi Itaewon, Desak-desakan Picu Puluhan Penonton Berdendang Bergoyang Pingsan, Kenali Risiko Henti Jantung

Puluhan penonton pingsan, over kapasitas, Berdendang Bergoyang ditiadakan hari ketiga, belajar dari kondisi ini dan tragedi Itaewon, ini risiko henti jantung akibat berdesak-desakan.

Terkait dengan peristiwa ini, polisi telah memeriksa dua orang panitia yang bertanggung jawab dalam menjual tiket, karena tidak sesuai kapasitas lokasi, “Seputar jumlah tiket yang dijual, yang tidak sesuai dengan kapasitas dan surat izin yang dikantongi penyelenggara,” sambungnya.

Risiko Henti Jantung Akibat Aksi Dorong-dorongan

Belajar dari tragedi Itaewon dan Berdendang Bergoyang, dari dua kejadian serupa, dapat diketahui bahwa kerumunan yang terlalu penuh disertai dengan desak-desakan dapat memicu munculnya korban akibat kurangnya oksigen.

Sehingga masyarakat diimbau untuk tidak berdesak-desakan saat berada di kerumunan, karena kondisi ini bisa berakibat fatal dan berisiko terjadinya henti jantung.

Penting untuk mengenali risiko henti jantung dan penanganan pertama yang perlu dilakukan oleh seseorang ketika menemukan kondisi ini.

Dilansir dari laman PERKI (Perhimpunan Dokter Sepesialis Kardiovaskular Indonesia) Henti jantung atau cardiac arrest  diartikan sebagai kondisi hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah yang terjadi secara mendadak.

Henti jantung menjadi sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kurangnya oksigen yang dapat disalurkan ke seluruh tubuh terutama otak dan jantung itu sendiri, dimana bila kurang oksigen ke otak, maka sel-sel otak akan mati dan hilangnya kesadaran dan fungsi otak lainnya.

Pada jantung, sel-sel jantung akan kekurangan oksigen, dan akan mati, lalu sel-sel yang telah mati tidak dapat dihidupkan kembali dan bila tidak cepat di tangani, maka dapat berujung pada kematian.

Penyebab dari henti jantung pun beragam, ada kejadian yang disebabkan oleh gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, abnormalitas lainnya pada jantung, dan bisa juga karena gangguan metabolik/elektrolit seperti kekurangan kalium dapat menyebabkan gangguan irama jantung, pemakaian obat-obatan, keracunan obat, trauma atau kecelakaan.

Tanda-tanda gangguan irama jantung yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan henti jantung adalah dapat dirasakan seperti pusing, atau rasa seperti mau pingsan, kehilangan keseimbangan tubuh, dapat juga langsung terjatuh dan kehilangan kesadaran.

Jika menghadapi seseorang yang langsung jatuh tergeletak, cobalah untuk memanggil dan membangunkan orang tersebut, bila tidak kunjung bangun, panggil bala bantuan dan kalau bisa, lakukan pertolongan pertama yaitu kompresi jantung dan paru (cardiopulmonary resuscitation). (*)

Baca Juga: Tragedi Itaewon Terus Bertambah, Awalnya Tidak Ada Korban WNI, Tapi Ternyata Ada