Find Us On Social Media :

Kesalahan Cek Gula Darah Mandiri Penyintas Diabetes Ada 3, Ini yang Benarnya

Ada 3 kesalahan cek gula darah mandiri yang kerap dilakukan penyintas diabetes.

Kemudian, proses pengeringan alkohol pun tidak diperkenankan untuk ditiup karena bisa jadi kuman dari dalam mulut kontak dengan luka di ujung jari sehingga menyebabkan infeksi.

Tidak menunggu alkohol kering jangan dilakukan. Menurut Reiva sebaiknya menunggu selama 30 detik setelah alkohol diusap.

Durasi waktu tersebut dibutuhkan untuk memastikan kuman di permukaan kulit benar-benar mati sehingga kemungkinan infeksi pun dapat terhindar.Selain itu, alkohol yang masih basah di permukaan kulit juga akan menimbulkan rasa perih ketika jarum ditusukkan di ujung jari. Yang paling fatal, kata Reiva, alkohol yang masih basah juga dapat mempengaruhi hasil pembacaan tes menjadi invalid.Dia menjelaskan beberapa alat tes mungkin bisa mendeteksi cairan alkohol seperti glukosa sehingga dapat memberikan hasil tinggi palsu.

Ada pula alat tes yang tidak bisa membaca cairan alkohol sebagai glukosa yang bisa memberikan hasil rendah palsu jika alkohol tercampur dengan sampel darah.“Jadi dari satu itu saja, kalau tidak menunggu alkohol supaya benar-benar kering, ternyata banyak, tuh, yang bisa terjadi. Satu, kita jadi bisa risiko kena infeksi. Dua, di jarinya jadi perih banget. Ketiga, hasil glukosanya bisa jadi salah. Itu baru satu kesalahan,” jelas Reiva.Kesalahan kedua, keliru menusukan jarum. Menurut Reiva, apabila sampel darah yang keluar hanya sedikit sebaiknya tidak dipaksakan keluar dengan memencet ujung jari.

Hal tersebut berpotensi menimbulkan hasil rendah palsu karena terdapat cairan jaringan selain darah yang keluar pada saat ujung jari dipencet.“Cairan jaringan ini beda sama darah. Padahal yang kita ingin ukur itu gula yang ada di darah atau kolesterol atau trigliserida atau asam urat,” jelasnya.Perbedaan nomor jarum tidak begitu signifikan. Usahakan agar jarum benar-benar menembus kulit sehingga sampel darah yang valid bisa didapatkan.

Baca Juga: Gejala Kanker Mulut yang Patut Diwaspadai, Seringkali Dianggap Sariawan

Kesalahan ketiga, tidak memastikan sampel darah yang digunakan benar-benar valid. Menurut Reiva, sampel darah yang valid adalah tetesan darah yang kedua.

Pada saat darah keluar pertama kali setelah ditusuk, sebaiknya tetesan pertama itu harus diusap terlebih dahulu menggunakan kassa steril.“(Tetesan) yang kedua itu yang paling valid sebenarnya karena yang pertama itu kadang masih tercampur sama cairan jaringan. Jadi, kalau kita mau benar-benar memastikan yang paling valid itu sebenarnya tetesan kedua,” papar Reiva.

Ketahuilah,  “Ternyata yang tidak kita sadari, melakukan pemeriksaannya ada salah-salah dikit. Salahnya dikit, tapi bisa berpengaruh ke hasil, bisa jadi tambah tinggi atau tambah rendah padahal sebenarnya tidak begitu,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam webinar pada Rabu, 2 November 2022, dikutip dari Tempo.co.id (2/11/2022).(*)

Baca Juga: Cegah Sejak Dini Kanker Payudara dengan Lakukan SADARI dan SADANIS