Find Us On Social Media :

Anemia dan Stunting pada Anak Masalah Klasik Belum Terselesaikan, IronC Bisa Jadi Solusi?

IronC bisakah menjadi solusi masalah klasik anemia dan stunting di Indoensia yang terus ada?

GridHEALTH.id - Malnutrisi yang mengakibatkan anak-anak mengalami kekurangan zat gizi perlu mendapatkan perhatian khusus.

Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak saat masih kecil, akan berdampak pada kesehatannya bahkan sampai mereka dewasa nanti.

Anemia dan stunting akibat dari gizi kurang 

Malnutrisi kronik atau berkepanjangan, mengakibatkan anak mengalami anemia, kondisi saat kadar hemoglobin atau sel darah merah di tubuh rendah.

Tak hanya itu, stunting pun juga rentan terjadi pada anak-anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik.

Medical & Scientific Affairs Director Danone Specilized Nutrition Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., mengatakan bahwa stunting dan anemia adalah sebuah masalah kesehatan yang ada sejak lama, tapi belum terselesaikan.

"Kita sudah tahu sama-sama bahwa (stunting) sudah menunjukkan penurunan yang sangat baik di Indonesia sekitar 24% di tahun 2021," kata Dokter Ray dalam rangkaian acara Perjalanan Aksi Bersama Cegah Stunting, Rabu (9/11/2022), yang diikuti GridHEALTH.id.

"Tapi ingat, target pemerintah ingin menurunkan sampai 14%. Karena WHO bilang, stunting di atas 20%, berisiko kehilangan satu generasi di masa mendatang itu besar banget," sambungnya.

Ia juga memaparkan tingginya jumlah balita yang mengalami anemia. Sekitar 1 dari 3 anak didiganosis penyakit ini, terutama defisiensi zat besi.

"Stunting dan anemia itu murni karena kesalahan pola makan, pengasuhan, tidak memadainya akses terhadap pangan bergizi tinggi, dan yang paling penting aspek pengetahuan dan sikap dari masyarakat," jelasnya.

Anemia dan stunting pengaruhi kemampuan kognitif anak

Baca Juga: Anak-anak di Perkotaan Juga Berisiko Stunting, Makanan Instan Jadi Pemicunya