Anak stunting maupun anemia, memang dapat beraktivitas seperti biasa bersama dengan teman-temannya.
Namun, tetap ada dampak kurang baik dari kedua permasalahan kesehatan itu, sehingga harus ditangani.
Efek yang timbul apabila anak stunting, selain tidak bisa tumbuh dengan baik misalnya tinggi badan tidak ideal, mereka juga rentan mengalami gangguan kognitif.
"Tapi anemia juga menyebabkan hal yang sama. Sama-sama keduanya penyebabnya adalah kurangnya asupan nutrisi yang baik," jelas dokter Ray.
Pada akhirnya, ketika dewasa anak-anak yang mengalami dua penyakit tersebut, menjadi SDM (sumber daya manusai) yang rendah.
Apa yang bisa dilakukan untuk perbaiki kondisinya?
Dibutuhkan intervensi dari berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini. Mulai dari pemerintah hingga pihak swasta, seperti kontribusi yang dilakukan oleh Danone Indonesia.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyediakan produk-produk bernutrisi yang bisa didapatkan oleh masyarakat Indonesia.
Pengembangan produk misalnya dengan zat gizi IronC, yang dilakukan untuk menekan prevalensi anak stunting dan anemia.
"IronC adalah salah satu bentuk inovasi kami dari Danone untuk memastikan intake (zat) besi dapat diserap dengan baik oleh tubuh anak-anak Indonesia," ujarnya.
Sebagai informasi, IronC adalah gabungan dari vitamin C dan zat besi dengan perbandingan 2:1.