GridHEALTH.id - Tahu kah, minyak goreng sejatinya tidak berbahaya bagi kesehatanm juga lingkungan. Tapi jika sudah digunakan 2 kali, berubah menjadi limbah B3 yang berbahaya.
Bahaya limbah B3 tidak hanya untuk manusia, tapi juga untuk lingkungan.
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar, dan biasanya digunakan untuk menggoreng bahan makanan.
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.
Tapi minyak goreng yang sudah digunakan untuk memasak hanya dapat digunakan ulang sebanyak 1-2 kali.
Baca Juga: Apakah Kanker Prostat Bisa Sembuh Total? Simak Penjelasannya!
Minyak yang sudah digunakan berulang kali akan berwarna kehitaman dan tidak baik untuk dikonsumsi.
Minyak yang sudah digunakan hingga 2 kali tersebut menjadi minyak jelantah alias limbah B3.
Bahaya minyak jelantah bisa merusak ekosistem perairan, mencemari tanah, dapat menyumbah saluran air.
Minyak goreng menjadi berbahaya karena disebabkan beberapa faktor, yaitu, dilansir dari Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan,m Kementerian Kesehatan:
1. Lamanya Pemanasan
Baca Juga: 7 Jenis Penyakit Mata yang Sering Terjadi dan Cara Mengobatinya
Berdasarkan penilaian terhadap minyak jagung, pada pemanasan 10-12 jam pertama, bilangan iod berkurang dengan kecepatan konstan, sedangkan jumlah oksigen dalam lemak bertambah dan selanjutnya menurun setelah pemanasan 4 jam kedua berikutnya.
Kandungan persenyawaan karbonil bertambah dalam minyak selama proses pemanasan, kemudian berkurang sesuai dengan berkurangnya jumlah oksigen.2. SuhuPengaruh suhu terhadap kerusakan minyak telah diselidiki dengan menggunakan minyak jagung yang dipanaskan selama 24 jam pada suhu 120 160 dan 200, menghasilkan bilangan peroksidasi lebih rendah dibandingkan dengan pemanasan pada suhu 120.
Hal ini merupakan indukasi bahwa persenyawaan peroksidasi bersifat tidak stabil terhadap panas. Kenaikan nilai dan indeks bias paling besar pada suhu 200, karena pada suhu tersebut jumlah senyawa polimer yang terbentuk relatif cukup besar.3. Kecepatan AerasiKecepatan aerasi juga memegang peranan penting dalam menentukan perubahan-perubahan selama oksidasi termal.
Nilai kekentalan naik secara proporsional dengan kecepatan aerasi, sedangkan bilangan iod semakin menurun dengan bertambahnya kecepatan aerasi.
Konsentrasi persenyawaan karbonil akan bertambah dengan penurunan kecepatan aerasi.
Senyawa karbonil dalam lemak-lemak yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai pro-oksidan atau sebagai akselerator pada proses oksidasi.
Apa limbah B3 itu?
Baca Juga: Siapa Sangka, 2 Buah Lezat Ini Bisa Dijadikan Vitamin Tulang Alami!
Limbah B3 merupakan limbah yang di dalam konsentrasinya terdapat kandungan zat-zat berbaya yang dapat merusak lingkungan serta mengganggu kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.Minyak goreng lebih dari 2 kali pemakaian akan mempengaruhi perubahan viskositas dari minyak goreng tersebut, dari perubahan viskositas dari minyak goreng lebih dari 2 kali pemakaian sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, khususnya untuk tekanan darah dan kolesterol.Ketahuilah, dalam minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat merusak kesehatan dalam tubuh.
Minyak jelantah menjadi bahaya karena kandungan lemak tidak jenuh serta berbagai vitamin dalam minyak seperti A, D, E dan K semakin sering digunakan minyak berulang kali maka kandungan tersebut akan mengalami penyusutan. Dan akan menyisakan asam lemak jenuh justru dapat mengakibatkan penyakit berbahaya.
Untuk mengenali bentuk minyak jelantah bisa dilihat dari warnanya yang coklat gelap, kental dan berbau tengik.
Minyak yang sering digunakan berkali-kali jadi sarang untuk perkembangbiakan sebagai jenis bakteri. Salah satunya yaitu Clostridium botulinium, bakteri penyebab penyakit dalam tubuh.
Dimana bakteri tersebut akan makan dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada diwajan atau minyak, maka menggoreng dengan minyak bekaspun akan membuat tubuh rentan kena infeksi bakteri.Dalam sebuah penelitian penggunaan minyak goreng secara berulang kali atau penggorengan menggunakan minyak jelantah, hasilnya mengkonsumsi gorengan yang berlebih sangat berpengaruh pada kenaikan kolesterol, karena pada suhu yang tinggi digunakan oleh penjual gorengan dan penggunaan minyak berkali kali akan mengakibatkan ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh rusak, sehingga tinggal asam lemak jenuh saja.
Penggunaan minyak jelantah juga akan menyebabkan penumpukan lemak, asam lemak jenuh yang ada pada minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat dan asam kaprat jika dikomsumsi dalam jumlah berlebih, dapat meningkatkan kadar kolesterol naik, karena lemak jenuh tersebut akan mengalami hidrolisis selama proses pencernaan yaitu dirubah menjadi molekul seperti endapan yang ditimbun di sel dan jaringan lemak.Sedihanya dalam penelitian ditemukan fakta, 85% masyarakat mengatakan tidak mengetahui bahwa mengonsumsi gorengan dalam jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi kenaikan kolesterol, dan 25% lainnya hanya mengetahui bahwa mengkonsumsi gorengan dalam jangka yang panjang hanya menyebabkan tenggorokan gatal dan batuk.
Perbandingan kolesterol yang normal dengan kolesterol responden, dimana jumlah kelosterol yang ideal yakni <100 mg/dl.
Baca Juga: Ramuan Herbal Kolesterol Tinggi dari Kedelai, Simak Cara Pembuatnya
Minyak jelantah masih bisa digunakan, dan ini solusi terbaik daripada dikonsumsi ataupun dibuang ke alam. Yaitu menjadikannya Biodisel.
Jadi minyak jelantah jelantah bisa digunakan sebagai pengganti untuk petroleum-based diesel, karena biodisel adalah daya energi yang dapat diperbaharui dan sumber energi yang ramah energi.(*)