"Inilah mengapa pertumbuhan anak perlu dimonitor dengan pengisian grafik pertumbuhan serta pemantauan aspek perkembangan," kata profesor Rina.
Kedua, masalah terkait kemapun belajar dan kognitif. Bayi prematur kemampuan bahasa dan kognitifnya perlu distimulasi terus-menerus.
Hal ini penting, agar anak mampu mencerna informasi yang diterimanya dan berkomunikasi secara baik dengan orang-orang di sekitarnya.
Fokus pemantauan ketiga dan keempat yakni berkaitan dengan kondisi mental dan kualitas hidup anak yang lahir prematur.
Sampai kapan pemanataun diperlukan?
Profesor Rina mengingatkan, pemantauan tumbuh kembang bayi prematur harus dilakukan secara berkelanjutan.
"Anak risiko tinggi seperti prematur harus dipantau. Banyak yang merasa kalau sudah satu tahun, sudah selesai. Follow up rutin harus selalu dilakukan, bahkan sesudah pulang dari perawatan," tuturnya.
Bahkan menurutnya, pemeriksaan kesehatan dan tumbuh kembang anak harus terus dilakukan, mulai dari usia 2 minggu hingga menjelang dewasa.
Hanya saja, frekuensinya mungkin berkurang seiring bertambahnya usia anak. Adapun pemeriksaan yang dilakukan seperti nafsu makan jelang usia 1 tahun.
Kemudian masalah kondisi kesehatan lainnya seperti tekanan dan terpenting adalah metabolik, yang berkaitan dengan hormon dalam tubuhnya.
Karena, bayi prematur saat sudah akan memasuki usia remaja cenderung mengalami pubertas dini akibat gangguan hormon. (*)
Baca Juga: 5 Tips Merawat Kulit Bayi Prematur yang Tak Boleh Sembarangan Perawatannya