Find Us On Social Media :

6 Gejala Patah Tulang Belakang dan Cara Mengatasinya, Tak Melulu Butuh Operasi

Gejala patah tulang belakang menimbulkan nyeri hingga pembengkakan.

GridHEALTH.id - Kesehatan tulang yang tidak terjaga membuat lansia rentan mengalami patah tulang belakang.

Kondisi ini terjadi akibat dari cedera tulang yang serius, terutama benturan kecepatan tinggi. Dilansir dari Penn Medicine, di antaranya berikut ini.

* Kecelakaan mobil atau motor

* Jatuh dari ketinggian

* Mengalami kecelekaan saat olahraga

* Tindakan kekerasan, korban penyerangan.

Selain karena faktor dari luar, masalah kesehatan yang diidap dapat menyebabkan kondisi ini, misalnya osteoporosis, tumor pada tulang belakang, dan lainnya yang dapat menyebabkan tulang lemah.

Gejala patah tulang belakang

Melansir Cleveland Clinic, kebanyakan orang yang mengalami ini tidak menyadarinya. Apalagi jika terjadi secara perlahan karena penyakit akibat kesehatan tulang yang terganggu.

Tapi, ada beberapa gejala patah tulang belakang yang besar kemungkinan dirasakan bila mengalami kondisi ini.

1. Nyeri punggung. Rasa sakit yang tajam dan intens terasa di punggung.

Baca Juga: Catat, Ini Cara Menjaga Kesehatan Tulang dan Gigi dengan Bahan Alami

Nyeri juga bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu, terutama saat berjalan ataupun melakukan gerakan.

2. Pembengkakan. Pada bagian patah tulang belakang akan terlihat membengkak dan terasa nyeri saat disentuh.

3. Postur tubuh berubah. Gejala patah tulang selanjutnya adalah berubahnya postur tubuh menajdi lebih bungkuk dibandingkan sebelumnya.

4. Kesemutan. Punggung sering mengalami kesemutan dan akan menjalar hingga ke lengan atau kaki.

5. Tinggi badan berkurang. Orang yang mengalami patah tulang belakang cenderung menyadari tinggi tubuh berkurang, mencapai 6 inci.

6. Inkontinesia. Ketidakmampuan tubuh untuk mengontrol kandung kemih, sehingga sering buang air kecil.

Cara mengatasi patah tulang belakang

Kesehatan tulang yang tidak terjaga bisa meningkatkan risiko terjadinya patah tulang belakang, yang dapat berujung pada kerusakan saraf dan kelumpuhan.

Tindakan pembedahan tak melulu selalu dibutuhkan. Umumnya menggunakan penyangga  selama beberapa bulan, dengan tujuan untuk menahan tulang belakang agar posisinya sejajar.

Kemudian ada terapi fisik demi memperkuat otot di punggung, serta meningkatkan kekuatan secara keseluruhan, mengurangi pengeroposan tulang, dan risiko patah kembali di masa depan.

Tindakan operasi hanya dilakukan apabila patah tulang belakang telah merusak sumsum tulang belakang atau menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa setelah perawatan non-bedah. (*)

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Keju Berkhasiat Meningkatkan Kesehatan Tulang dan Gigi!