Find Us On Social Media :

Inilah Efek yang Bisa Dialami oleh Korban, Inka Putri Pemain Preman Pensiun Dikeroyok

Inka Putri, pemain Preman Pensiun yang menjadi korban penganiayaan

GridHEALTH.id - Inilah kondisi yang terjadi pada korban pengeroyokan seperti dialami pemain Preman Pensiun, Inka Putri.

Inka Putri, pemeran karakter Feni dalam sinetron Preman Pensiun, tiba-tiba memberikan kabar mengejutkan.

Melalui unggahan Instagram, Inka Putri mengaku baru dikeroyok orang tak dikenal.

Insiden dugaan pengeroyokan dilakukan oleh 7 hingga 10 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kejadian ini terjadi pada Sabtu (19/11/2022). 

Sayangnya hingga kini belum diketahui identitas dan motif pelaku mengeroyok Inka Putri. 

Lebih lanjut melalui akun Instagram-nya @inkaptr pada Selasa (22/11/2022), Inka Putri menuliskan sebuah pesan yang ditujukan untuk orang-orang yang mengeroyoknya. 

Inka menunggu itikad baik dari para pelaku yang mengeroyoknya. 

"Ditunggu 2x24 jam ya akang dan teteh teteh yang terlibat, itikad baiknya," tulis Inka. 
 
"Mau marah-marah sayah teh tapi saya lagi sakit," sambungnya.
 
Hingga saat ini, belum ada cerita lebih lanjut perihal kejadian yang dialami oleh Inka Putri Pratiwi tersebut.
 
Kendati demikian, kasus penganiayaan belakangan ini memang cukup ramai diperbincangkan.
 
 

Efek Buruk Korban Pengeroyokan

 
Bukan hanya kali ini saja, beberapa kali sempat mendengar kabar soal korban penganiayaan ini.
 

 
Perlu diketahui, ada beberapa efek buruk yang bisa dialami oleh korban pengeroyokan.
 
1. Post-traumatic stress disorder
 
Gangguan psikis seperti post-traumatic stress disorder atau PTSD bisa dialami korban penganiayaan.

Gejalanya, korban akan terbayang-bayang akan kejadian yang menimpanya.

Salah satu ciri khasnya adalah mimpi buruk.

Tidak hanya itu, korban juga biasanya akan merasa cemas berlebihan dan ketakutan sepanjang hari, bahkan ketika berada di lingkungan yang tenang dan aman.

2. Depresi

Selain PTSD, bukan tak mungkin korban penganiayaan juga bisa mengalami depresi. 

Korban bisa merasakan hidup begitu mencekam dan masa depannya hancur berantakan.

Ketika ini terjadi, depresi bisa mengancam kondisi psikisnya.

Baca Juga: Dokter di India Babak Belur Dikroyok Karena Tak Bisa Selamatkan Nyawa Pasien Covid-19

Dukungan dari orang-orang terdekat, keluarga, bersamaan dengan bantuan terapi medis menjadi cara ampuh untuk melewati fase ini.

3. Keinginan untuk mengakhiri hidup

Salah satu ancaman terberat gangguan psikis korban penganiayaan adalah keinginan untuk bunuh diri.

Jika ini sampai terlihat atau terjadi, orang-orang di sekitarnya perlu ekstra waspada karena mereka yang sudah memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup tak boleh dibiarkan sendirian tanpa pengawasan ketat.

Lingkungan di sekitarnya pun perlu “steril”.

Artinya, jangan sampai ada benda-benda tajam yang bisa menjadi sarana akan niatnya tersebut.

Terapi kejiwaan secara intensif ditambah dengan dukungan seluruh anggota keluarga atau orang-orang terdekat mutlak diperlukan selama proses pemulihan.

Efek trauma pada korban jadi salah satu masalah psikis yang sangat berpengaruh.

Maka dari itu, pentingnya melindungi korban dengan perhatian dari orang sekitar jadi salah satu cara.(*)

Baca Juga: Dampak Lockdown Covid-19, Rumah Sakit London Mengalami Lonjakan Penganiayaan Anak