Find Us On Social Media :

Kaleidoskop 2022, Bisa Menganggu Produksi Hormon ketika Penyakit Langka yang dialami Ruben Onsu Bersarang dalam Tubuh

Ruben Onsu mengidappenyakit langka empty sella syndrome

GridHEALTH.id - Cukup berbahaya, ternyata masalah ini bisa dialami Ruben Onsu saat idap penyakit Empty Sella Syndrome.

Beberapa waktu lalu, presenter Ruben Onsu sempat mengungkapkan kondisi kesehatannya.

Kondisi Ruben Onsu pada saat itu sempat mengkhawatirkan.

Kabarnya, Ruben Onsu mengidap penyakit langka yakni bernama Empty Sella Syndrome.

Akibat dari menderita penyakit langka itulah, Ruben Onsu harus menjalani pengobatan di Singapura.

"Kemarin itu aku sudah MRI. Jadi, ada bercak-bercak putih di bagian otak. Dan yang kedua juga ada Empty Sella Syndrome," kata Ruben Onsu, dilansir dari Wartakota, Selasa (26/7/2022).

Selain penyakit tersebut, pebisnis ayam 'geprek' itu juga memeriksakan kondisi darahnya yang selalu berkurang.

"Kenapa darah gue selalu berkurang meski gue enggak pernah mimisan, ambeien sampai harus transfusi darah," ucap Ruben.

Tentu saja, penyakit Empty Sella Syndrome ini memang jarang didengar oleh banyak orang.

Empty sella syndrome atau ESS merupakan kondisi yang langka.

Namun sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan, apalagi jika terdeteksi sejak awal.

Baca Juga: Kenali 10 Gejala Rendah Kambuh, Bukan Hanya Pusing, Simak Juga Cara Mengatasinya

Beberapa pengidap mengalami beberapa gejala, seperti sakit kepala dan hormon yang tidak seimbang.

Penyebab Empty Sella Syndrome

Sebetulnya belum para ahli dan peneliti juga belum menemukan penyebab pasti dari kondisi yang satu ini.

Namun, kemungkinannya adalah kelainan bawaan dari jaringan yang melindungi otak manusia.

Hingga akhirnya, membuat cairan di serebrospinal bersinggungan dengan kelenjar pituitari.

Pada akhirnya, hal tersebut membuat kelenjar berubah bentuk.

Kemungkinan lainnya adalah adanya kecelakaan yang membuat kelenjar pituitari rusak.

Beberapa hal berikut ini berkontribusi terhadap kerusakan tersebut, seperti:

1. Adanya tumor

2. Terapi radiasi

3. Operasi otak yang mengenai kelenjar pituitari

Baca Juga: Setelah 1 Tahun Jalani Pengobatan, Vega Darwanti Ungkap Kondisi Tukul Arwana Saat ini, Beginilah Pemulihan Pada Pengidap Pendarahan Otak

4. Trauma kepala

Empty Sella Syndrome mempengaruhi produksi hormon

Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Otak Nasional di Jakarta Timur, dr Viola Maharani Sp.S menjelaskan bahwa secara normal, kelenjar pituitary atau hipofisis ini ada pada bagian depan dari dasar tengkorak.

Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong yang terletak di bagian bawah otak.

Kelenjar pituitary atau hipofisis berfungsi untuk menghasilkan banyak hormon penting bagi metabolisme tubuh kita.

Beberapa jenis hormon yang dihasilkan adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.

Ketiga hormon pertama diketahui bertugas untuk mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya dan merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon.

Saat kelenjar hipofisis ini terganggu, termasuk mengalami penyusutan.

Maka, satu atau lebih hormon tidak dapat diproduksi dalam jumlah yang cukup dan menyebabkan terjadinya kelainan.

Sebenarnya, penyakit ini tidak berbahaya selama dikontrol dan diobati sejak dini.

Meski begitu, komplikasi yang timbul akibat tekanan pada otak, gangguan hormon, maupun masalah aliran cairan serebrospinal berisiko membuat kondisi pengidapnya memburuk hingga berakibat fatal.

Baca Juga: Masih Terus dalam Pantauan Dokter, Marcella Zalianty Ungkap Kondisi Sang Putra yang Berjuang untuk Sembuhkan Sakit Tumor Otak