Tahun 2007 awalnya, Sari dan Suaminya yang berprofesi sebagai ahli desain Nuklir berkebangsaan Inggris sedang mengurus Visa di kedutaan.
Guna memastikan kebenaran hasil uji virus HIV tersebut, Sari yang bercerita sambil sesekali menyeka air matanya segera memeriksakan kesehatannya kesalah satu rumah sakit di Singapura.
"Saya memeriksakan diri secara komprehensif untuk mencari pendapat lain, dan berharap hasilnya negatif."
"Tetapi hasil pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit tersebut, juga membuktikan temuan virus HIV dalam tubuh," kata dia sembari kembali menyeka air matanya, saat dibincangi akhir pekan lalu disela-sela kesibukannya.
Ketika hasil tes virus Sari dinyatakan positif, hal berbeda dengan suaminya.
"Suami saya negatif HIV," kata dia yang sebelum menikah dengan suaminya tidak pernah berpacaran.
Bahkan selama setahun-an Sari mengungkapkan dirinya terpaksa pulang pergi Palembang ke Jakarta untuk konsultasi dan berobat di RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta.
Dari konsultasi dengan dokter tersebutlah, ia mendapat pencerahan kemungkinan dirinya terpapar HIV akibat tidak sterilnya peralatan layanan kesehatan yang dijalani beberapa waktu sebelumnya.
Dia menuturkan kalau memang melakukan perawatan gigi dengan memasang briket gigi.
Padahal dia mengakui kalau telah memilih fasilitas yang paling mahal di kota tempat tinggalnya. Namun, ternyata justru terpapar virus dari sana.
Sari pun menyarankan untuk bersikap jujur terhadap beberapa orang terdekat akan penyakit HIV yang diidap.
Baca Juga: Kisah Para Penyintas HIV di Indonesia, Berjuang Melawan Diskriminasi Masyarakat