Find Us On Social Media :

Influencer Gitasav Jadikan Stunting Sebagai Ejekan, Ini Akibatnya Salah Memaknai Stunting

Picu kecaman, Gitasav sempat jadikan stunting sebagai ejekan, ini tanggapan dokter dan psikolog terkait bahayanya pemaknaan stunting yang salah.

Kondisi Stunting di Indonesia

Stunting masih menjadi masalah di Indonesia, pemerintah pun telah menetapkan target untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada tahun 2024, dengan anggaran yang telah disiapkan sebesar 44,8 triliun pada tahun 2022 lalu.

Namun sayangnya berdasarkan hasil penelitian dari HCC, ditemukan dari responden yang masih salah dalam memaknai stunting, seperti:

- 50% responden tidak percaya/tidak setuju bahwa stunting bisa menghambat kognitif anak

- 39% responden tidak setuju bahwa risiko dan penyebab stunting karena faktor kurang nutrisi dari makanan

- 58% responden tidak yakin bahwa anak risiko stunting berhubungan dengan pola asuh

- 47% responden beranggapan risiko terkena stunting bukan karena ketidakmampuan membeli pangan bergizi

- 35% responden beranggapan stunting bukan penyakit atau kondisi medis yang serius

- 16% responden tidak yakin bahwa stunting bisa berpengaruh buruk bagi kondisi keluarga secara keseluruhan

Bahaya dari Salah Memaknai Stunting

Dalam konsep pemaknaan kesehatan yang disampaikan oleh WHO, disebutkan pemaknaan terkait kesehatan suatu masyarakat, hampir 100% menentukan kesehatan komunitas atau suatu bangsa.

Lebih jauh dari itu, pernyataan dari Janz & Becker (1984) mengatakan, perilaku dan luaran sehat ditentukan oleh keperceyaan individu terhadap makna kesehatan.

Dengan kata lain, pemaknaan terhadap segala sesuatu terkait kesehatan akan sangat menentukan masyarakat bersikap dan tingkat keberhasilan suatu komunitas atau negara memiliki tingkat kesehatan yang tinggi.

Baca Juga: Literasi Gizi Rendah, Faktor Masih Tingginya Anak Indikasi Stunting