GridHEALTH.id - Fetish dan fantasi seksual sepertinya sudah begitu dikenal oleh masyarakat.
Tapi tahukah, keduanya itu berbeda, lo. Bahkan bisa dibilang jauh berbeda.
Bahkan salah satunya hal normal dan wajar, satunya termasuk perilaku yang dianggap berbeda alias tidak wajar.
Nah, supaya lebih jelasnya, berikut dipaparkan secara sederhana mengenai fetish dan fantasi seksual, dikutip dari dua laman kredibel, psikologi UGM dan digilib.esaunggul.
Inilah yang Dinamakan Fetish
Fetish merupakan obsesi seksual yang terjadi ketika seseorang mengalami respon seksual yang intens terhadap objek yang bukan manusia, atau bagian tubuh non-genital.
Baca Juga: Malas Keramas Jadi Ketombean? Ini yang Sebabkan Ketombe Membandel
Seperti dengan melihat orang lain mengenakan pakaian atau aksesoris tertentu, atau bahkan dapat merujuk pada benda matiFetisisme termasuk dalam salah satu jenis paraphilic disorder, yaitu perilaku yang dianggap berada di luar jangkauan perilaku seksual konvensional.
Paraphilic disorder atau gangguan parafilia mencakup delapan kondisi, yaitu: gangguan eksibisionisme, gangguan fetisisme, gangguan frotteurisme, gangguan pedofilia, gangguan masokisme seksual, gangguan sadisme seksual, gangguan transvestisme, dan gangguan voyeurisme Oleh karenanya fetish dapat terjadi pada individu yang berkembang secara normal, seseorang dapat didiagnosis memiliki gangguan fetish jika ia merasakan tekanan pribadi yang menyertai atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau ranah krusial lainnya sebagai akibat dari fetish tersebut.
Penting juga diketahui, fetishtic disorder termasuk kedalam Compulsive sexual behavior atau perilaku seksual kompulsif.
Baca Juga: 6 Pengobatan Kanker Usus Stadium 4, Masih Bisa Diobati Secara Medis?
Perilaku seksual kompulsif sendiri dapat dibagi menjadi subtipe parafilia dan non-parafilia, dimana Fetisisme termasuk dalam tipe parafilia.
Parafilia dapat diartikan sebagai pola khusus dari dorongan, fantasi, atau perilaku yang menyebabkan penderitaan maupun gangguan pada individu yang merugikan orang lain.
Oleh karena itu, gejala parafilia biasa ditunjukkan dengan minat seksual yang intens dan berbeda dengan minat seksual secara normal.
Paraphilic disorder atau gangguan parafilia mencakup delapan kondisi: gangguan eksibisionisme, gangguan fetisisme, gangguan frotteurisme, gangguan pedofilia, gangguan masokisme seksual, gangguan sadisme seksual, gangguan transvestisme, dan gangguan voyeurisme.
Ciri-ciri diagnostik pada gangguan fetish (fetishtic disorder), meliputi:
Baca Juga: Kenali 7 Buah yang Tidak Boleh Dimakan untuk Penyintas Asam Urat
* Mengalami gairah seksual terhadap benda mati atau bagian-bagian tubuh non seksual secara intens dan berulang-ulang selama kurang lebih enam bulan, yang dimanifestasikan melalui dorongan seksual, imajinasi, dan perilaku tertentu ketika melihatnya.
* Dorongan seksual, imajinasi, dan perilaku tertentu menyebabkan kegelisahan dan terganggunya aktivitas sehari-hari.
* Objek fetish tidak sebatas pakaian yang digunakan dalam crossdressing (seperti pada gangguan transvestik) atau alat khusus untuk menstimulasi kelamin, seperti vibrator.Penting diketahui, walaupun individu dengan gangguan fetish memiliki minat seksual yang intens dan berulang terhadap benda mati atau bagian tubuh tertentu, tidak menutup kemungkinan juga terjadi gangguan fetish yang melibatkan keduanya.
Maka dari itu, seorang individu yang mengalami gangguan fetish bisa saja memiliki minat seksual terhadap benda mati seperti pakaian dalam wanita atau memiliki minat seksual terhadap bagian tubuh seperti kaki, atau mungkin terhadap sesuatu yang merupakan kombinasi keduanya seperti kaos kaki.
Baca Juga: Perhatikan 5 Ciri-ciri Ginjal Kotor yang Tidak Boleh Disepelekan Ini
Inilah yang Dimamakan Fantasi Seksual
Fantasi merupakan aktivitas kognitif yang ditandai dengan upaya menghadirkan suatu pengalaman semu ke dalam pemikiran.
Kemampuan ini, menurut Piaget (Papalia, 2004), didasari oleh kemampuan representasi mental (mental representation). Oleh karena itu, fantasi erat kaitannya dengan kemampuan seseorang berkhayal dan mengembangkan khayalan.
Dengan berfantasi, seseorang akan merasakan apa yang dikhayalkan,seolah-olah terjadi dalam kehidupan nyata.
Mengenai hal ini, setiap orang berhak untuk berfantasi, termasuk fantasi yang berhubungan dengan aktivitas seksual.
Adapun yang dimaksud dengan fantasi seksual (seksual fantation) ialah aktivitas, yang disengaja maupun tak sengaja dari seseorang untuk menghadirkan suatu khayalan yang berhubungan erat dengan kegiatan seksual.
Asal tahu saja, seseorang yang sudah memiliki kematangan fisiologis, pada dasarnya sudah dapat melakukan fantasi seksual.
Fantasi seksual dapat timbul setiap saat tanpa disengaja maupun disengaja.Fantasi seksual mengandung gambaran-gambaran yang indah tentang cinta dan gairah hubungan seksual.
Para ahli seksologi seperti miracle, at al, (2003), mengemukakan ada beberapa fungsi dan manfaat fantasi seksual yaitu:
* Mengurangi rasa bersalah atau kecemasan,
* Proses fore-play untuk merangsang gairah seksual,
Baca Juga: Waspada! Akibat Sering Begadang Bisa Meningkatkan Kadar Gula Darah
* Menjamin keamanan dalam menikmati gairah seksual pribadi,
* Keperluan terapi seksual.
Jadi fantasi seksual itu adalah hal wajar dan lumrah.(*)
Baca Juga: Fantasi Seksual Wanita yang Harus Diketahui, Supaya Tidak Bikin Kaget