Find Us On Social Media :

Sempat Kritis Setelah Kecelakaan, Kondisi Jeremy Renner Dinyatakan Mengidap Trauma Ortopedi, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

KondisiJeremy Renner Pemain MCU

GridHEALTH.id - Apakah trauma ortopedi yang sebenarnya terjadi pada Jeremy Renner?

Baru-baru ini, pemeran karakter Hawkeye dalam Marvel Cinematic Universe mengalami kecelakaan.

Jeremy Renner dikabarkan mengalami kecelakaan yang cukup parah.

Diketahui penyebab Jeremy Renner kecelakaan adalah tertabrak PistenBully (kendaraan pembersih salju) miliknya.

Sebelum insiden tersebut terjadi, Jeremy awalnya akan membatu seseorang anggota keluarga yang mobilnya terdampar di salju dekat rumahnya.

"Kemudian Tn. Renner pergi untuk mengambil PistenBully (kendaraan pembersih salju) atau Sno-Cat miliknya atau peralatan penghilang salju yang sangat besar dengan berat setidaknya 14.330 pound (6,5 ton) dalam upaya untuk membuat kendaraannya bergerak," kata Sheriff Balaam dalam jumpa pers.

Setelah berhasil menderek mobil yang terjebak salju, Jeremy Renner keluar dari PistenBully untuk berbicara.

Namun sayangnya, Jeremy justru tertabrak oleh PistenBully tersebut.

Setelah kecelakaan itu terjadi, Jeremy dengan cepat langsung dibawa oleh tetangga ke rumah sakit.

Ayah satu anak ini sempat mengalami kritis akibat kecelakaan yang menimpanya.

Jeremy juga disebut kehilangan banyak darah dan mengalami masa kritis usai kecelakaan.

Baca Juga: Nyeri Sendi Tulang Ganggu Mobilitas, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dirinya harus menjalani dua kali operasi, lantaran Jeremy dinyatakan mengidap trauma dada dan cedera ortopedi.

Apakah Trauma Ortopedi Itu?

Trauma ortopedi merupakan istilah umum yang menggambarkan segala cedera yang berpengaruh pada tulang, persendian, otot, tendon, dan ligamen di tubuh yang disebabkan oleh trauma.

Hal ini bisa berarti juga keretakan tulang atau patah tulang berat

Kebanyakan jenis dari trauma ortopedi digolongkan berdasarkan pada bagian tubuh yang terpengaruh.

1. Cedera ekstrimitas atas, termasuk patah tulang atau pergelangan tangan, tulang selangka, atau tulang rusuk

2. Cedera ekstrimitas bawah, termasuk patah pergelangan kaki, panggul, atau tungkai kaki.

3. Cedera jaringan lunak, yang memengaruhi otot, tendon, dan ligamen.

Trauma ortopedi ditindak sesuai dengan tingkat keparahannya.

Mereka yang mengalami cedera ringan seperti keretakan tulang dapat dengan mudah ditindak oleh ortopedik umum.

Kendati demikian, spesialis keretakan tulang juga dibutuhkan.

Namun beberapa trauma seperti patah tulang dalam jumlah banyak dan keretakan tulang pada lokasi yang sensitif, seperti di dekat persendian atau memengaruhi panggul, biasanya membutuhkan spesialis trauma.

 Baca Juga: Cedera Bahu Paling Sering Terjadi Saat Olahraga, Bahkan Ada yang Sampai 'Copot'

Penanganan Trauma Ortopedi

Penanganan trauma ortopedi menggunakan teknik pembedahan dan non-pembedahan untuk menindak tulang dan jaringan lunak yang terpengaruh.

Keretakan minor dan dislokasi tulang-tulang tertentu seperti tulang belikat, humerus, dan klavikula, dapat ditindak tanpa bedah dengan melalui metode perbaikan eksternal.

Ini berarti dibuthkan alat bantu ortopedi seperti gips, penyangga, dan bidai ditempatkan di luar tubuh, untuk menjaga agar bagian yang cedera tetap stabil selama masa penyembuhan.

Kebanyakan pasien trauma ortopedi yang berada dalam masa penyembuhan disarankan untuk melakukan program khsus pasca tindakan.

Hal itu dilakukan untuk menghindari atrofi otot yang dapat terjadi sebagai akibat dari ketidakaktifan otot dalam jangka panjang.(*)

Baca Juga: Tak Bisa Melakukan Penampilan Secara Sempurna, Lisa Blackpink Menuliskan Permohonan Maaf karena Cedera Leher, Beginilah Cara Mengobatinya