Find Us On Social Media :

Nyeri Saat berhubungan Seks, Sering Berkemih, Urin Keruh dan Baunya Menyengat, Gejala Cystitis

Gejala khas cystitis pada anak dan dewasa.

GridHEALTH.id - Tidak banyak yang tahu mengenai masalah kesehatan yang satu ini, cystitis.

Tapi jika gejalanya, sepertinya semua orang tahu dan banyak yang pernah merasakannya termasuk anak.

Jadi jika muncul atau merasakan hal seperti berikut ini;

Pada Dewasa

* Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah urine yang dikeluarkan sedikit-sedikit.

* Rasa sakit atau perih (seperti terbakar) saat buang air kecil.

Baca Juga: Fakta Madu yang Tidak Banyak Diketahui, Jenis Akasia Paling Dicari

* Kram pada perut bagian bawah.

* Nyeri saat berhubungan seksual.

* Urine berwarna keruh atau berbau menyengat.

* Urine berdarah

* Lemas

Baca Juga: 7 Ciri Kanker Usus dan Lambung, Pahami Juga Cara Mengobatinya

* Demam

Pada Anak

* Demam

* Sering mengompol atau buang air kecil

* Sakit perut

* Tubuh terasa lemas

* Lebih rewel dari biasanya

* Selera makan berkurang

* Muntah.

Baiknya segera periksakan ke dokter. sebab itu semua adalag gejala Cystitis.

Apa itu Cystitis?

Cystitis adalah istilah medis untuk menggambarkan adanya peradangan atau proses inflamasi yang terjadi pada kandung kemih, yang salah satu tandanya adalah adanya rasa nyeri sewaktu buang air kecil.

Kandung kemih sendiri merupakan salah satu bagian dari saluran kemih yang berfungsi sebagai tempat penampungan air kencing sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh.

Baca Juga: Bersihkan Sela-sela Gigi, Lebih Aman Pakai Tusuk Gigi atau Dental Floss?

Organ-organ yang termasuk dalam sistem saluran kemih antara lain: ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

Baik pria dan wanita, sama-sama berisiko untuk terkena cystitis.

Akan tetapi pada wanita memiliki risiko yang lebih tinggi karena dari bentuk anatomi uretra wanita yang jauh lebih pendek dari uretra pria, sehingga kemungkinan terjadinya penjalaran infeksi dari saluran kemih bagian bawah ke atas dapat terjadi lebih mudah dan cepat.

Karena proses peradangan ini paling sering disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, maka gangguan ini sering juga disebut sebagai infeksi kandung kemih. P

erlu diketahui bahwa Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat terjadi pada organ manapun dan saling menjalar.

Penyebab Cystitis

Cystitis bisa disebabkan oleh infeksi dan non-infeksi. Cystitis yang disebabkan oleh infeksi atau disebut dengan infeksi kandung kemih paling sering disebabkan oleh E. coli.

Bakteri ini sebenarnya normal dan tidak berbahaya jika ada di usus, namun ketika masuk ke kandung kemih, bakteri ini bisa menyebabkan peradangan.

Cystitis non-infeksi umumnya disebabkan oleh kerusakan atau iritasi pada kandung kemih.

Hal ini dapat dipicu oleh bahan kimia yang mengiritasi, penggunaan kateter urine dalam jangka waktu yang lama, aktivitas seksual, serta efek samping radioterapi atau kemoterapi.

Selain itu, salah satu jenis cystitis non-infeksi yang belum diketahui penyebab pastinya adalah interstitial cystitis. Radang kandung kemih ini bisa menyebabkan nyeri kandung kemih dalam jangka waktu yang lama.

Untuk diketahui, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko terjadinya cystitis:

Baca Juga: Lebih Dalam Memahami Jantung Koroner, Supaya Bisa Medeteksi Gejala Awal dan Mencegahnya

* Kebiasaan membersihkan area intim dengan arah dari anus ke arah kelamin (dari belakang ke depan).

* Menderita penyakit yang menghambat aliran urine, seperti penyakit batu kandung kemih, infeksi saluran kemih, atau pembesaran prostat.

* Menderita diabetes

* Menggunakan sabun yang dapat mengiritasi organ intim, seperti sabun berparfum.

* Menggunakan kateter urine dalam jangka panjang.

* Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat infeksi HIV.

* Menjalani radioterapi atau kemoterapi pada area panggul.

Karenanya kita harus mawas diri dan mencegahnya dengan cara berikut;

* Jangan menahan buang air kecil.

* Jangan membersihkan organ intim dengan sabun berpewangi.

* Jangan menggunakan bedak pada organ intim.

Baca Juga: 3.378 Orang Mati Kesepian di Korsel, Jangan Main-main Dengan Fenomena Godoksa, Ini 4 Kelompok Rentan

* Gunakan alat kontrasepsi sesuai kebutuhan, jika sudah pernah mengalami cystitis sebisa mungkin batasi penggunaan diafragma dan spermisida.

* Biasakan buang air kecil setelah berhubungan seks.

* Biasakan membersihkan area kelamin dari arah depan ke belakang.

* Kenakan celana dalam berbahan katun, jangan mengenakan yang ketat, dan ganti setiap hari.

* Minum air putih dalam jumlah yang cukup, minimal 8 gelas per hari.

Diagnosa dan Pengobatan Cystitis

Untuk menegakkan diagnosa cystitis, dokter akan menanyakan keluhan yang dialami berserta riwayat penyakit pasien.

Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pada area perut, punggung, dan pinggang.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang berikut:

* Tes urine, untuk memeriksa adanya darah, sel darah putih, bakteri, atau nitrit di dalam urine, yang bisa menandakan infeksi.

* Kultur urine, untuk mendeteksi jenis bakteri atau mikroorganisme yang menjadi penyebab cystitis.

* Sistoskopi, untuk mengetahui kondisi dari kandung kemih dan mendeteksi ada tidaknya radang kandung kemih.

Baca Juga: Cara Makan Ciki Ngebul, Tidak Berisiko Terbakar dan Keracunan

* USG, untuk melihat struktur kandung kemih dan menyingkirkan penyebab lain, seperti tumor pada kandung kemih.

Terapi pengobatan yang akan dilakukan, disesuaikan dengan kondisi maisng-masing pasien dan cytitis yang dialami.(*)

Baca Juga: 4 Risiko yang Dihadapi oleh Anak 12 Tahun yang Tengah Viral karena Hamil 8 Bulan, Diduga Pelaku Kakak Kandungnya