GridHEALTH.id – Ruam yang disertai dengan adanya pembentukan lesi atau lepuhan bisa menjadi awal dari komplikasi kutu air.
Jangan disepelekan dan sembarangan diobati, berikut ini ulasan mengenai kutu air yang bernanah, kenali cara mengobatinya.
Kutu air yang bernanah sebenarnya diawali dengan adanya infeksi jamur dermatofita, umumnya terjadi pada kaki dan ditandai dengan gejala khasnya yaitu adanya retakan yang dilingkari sisik halus dan tipis.
Akan tetapi jika dibiarkan dan ketika ada kesempatan infeksi bakteri masuk melalui area kutu air, maka dapat disertai dengan infeksi sekunder oleh bakteri.
Infeksi sekunder adalah infeksi terjadi pada kulit yang telah terkena penyakit lain, dengan tanda-tanda sama seperti infeksi primer dan diikuti oleh tanda sistemik seperti demam.
Saat terjadi infeksi bakteri, maka tidak menutup kemungkinan kutu air mengandung pustula atau nanah di dalamnya. Meskipun sebenarnya kondisi ini jarang terjadi pada kasus kutu air.
Ciri dari kutu air bernanah adalah munculnya lepuh yang menyakitkan, benjolan berisi nanah, borok. Disebutkan dalam Halodoc, kutu air yang bernanah lebih berisiko pada orang dengan diabetes dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Sehingga infeksi mudah menyerang dan sulit untuk disembuhkan, terlebih pada orang dengan diabetes.
Sama seperti kutu air yang tidak bernanah, penyebab kutu air bernanah diawali dengan masuknya jamur yang menginfeksi kulit akibat kondisi kulit yang selalu lembab dan hangat.
Menggaruk kutu air yang gatal hanya akan memicu risiko terbentuknya kutu air yang bernanah, ditandai dengan bakteri yang menginfeksi.
Sebagai penyakit infeksi, kutu air biasa maupun kutu air bernanah dapat menular ke bagian lainnya, sehingga diwajibkan untuk seseorang melakukan pengobatan sejak dini.
Baca Juga: Cara Atasi Kutu Air Dengan Obat Alami Lemon dan Bawang Putih
Untuk mengobati kutu air yang bernanah akan berbeda dengan kutu air biasa, karena penyebab yang mendasarinya sudah berbeda.
Source | : | Halodoc.com,alodokter,lib.ui.ac.id |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar