GridHEALTH.id - Indonesia termasuk salah satu negara dengan kasus TBC atau tuberkulosis tertinggi di dunia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2022 lalu, menyebutkan dari Global TB Report 2021, ada sekitar 824.000 orang yang mengidap penyakit ini.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Semua usia berpotensi terinfeksi, apalagi anak-anak.
Pada akhir Desember 2022, masyarakat juga digemparkan dengan tingginya kasus TBC pada anak di wilayah Bantul, Yogyakarta yang mencapai 619 orang.
Data tersebut berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, dari bulan Januari hingga November 2022.
Deteksi dini diperlukan agar anak bisa segera mendapatkan pengobatan. Salah satunya melalui tes mantoux.
Bagaimana Tes Mantoux Dilakukan?
Menurut CDC AS, ini adalah salah satu metode untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis.
Tes dilakukan dengan cara menyuntikan sekitar 0,1 mililiter turunan protein murni tuberkulin (PPD) ke lengan bagian dalam.
Ini merupakan jenis suntik intradermal. Sehingga, orangtua jangan kaget jika saat disuntik kulit anak lebih pucat dengan diameter 6-10 milimeter.
Mengutip Cleveland Clinic, jika anak pernah tepapar oleh bakteri TB, akan muncul reaksi di kulitnya.
Di mana muncul bentol yang keras di bagian yang disuntik dan ini mungkin bertahan selama tiga hari.
Kapan Tes Mantoux Dilakukan?
Orangtua mungkin merasa bimbang kapan sebaiknya tes ini dilakukan. Terlebih jika anak mempunyai ketakutan terhadap jarum suntik.
Menjawab kapan tes mantoux dilakukan, menurut Standford Medicine, tes dilakukan saat anak terpapar lebih dari 5 tahun dan mempunyai beberapa gejala.
Gejala TBC pada anak meliputi:
• Demam
• Berat badan turun
• Pertumbuhan yang buruk
• Batuk
Anak yang terpapar juga akan mengalami gejala pembengkakan kelejar getah bening dan meriang.
Seorang anak mungkin harus menjalani tes mantoux mulai umur 4-6 dan 11-16 tahun.
Terlebih jika anak mempunyai faktor-faktor risiko seperti:
• Orangtua berasal dari negara yang berisiko tinggi TBC
• Pernah melakukan perjalanan ke wilayah berisiko.
Tes sistem imun melalui kulit ini, sebaiknya dimulai lebih awal daripada usia yang disebutkan sebelumnya jika mengiap HIV atau berada di fasilitan petahanan.
Apabil sering terpapar dengan pemciunya, maka tes harus diulangi 2-3 kali per tahun. (*)
Baca Juga: Urutan Ketiga di Dunia, Kenapa Kasus TBC di Indonesia Senyap Dibanding Covid-19?