Find Us On Social Media :

Fakta Vape, Dokter; 30 Kali Hisap Vape Sama dengan Nikotin 1 Batang Rokok Tembakau

Rokok elektrik ternyata tidak lebih baik dari rokok tembakau yang dibakar.

GridHealth.id - Isu rokok dan sejenisnya hingga kini masih menjadi perhatian medis dan juga masyarakat.

Berbagai cara pun sudah dilakukan untuk mengimbau bahwa ada bahaya jangka panjang bagi orang yang aktif merokok.

Bahkan bukan perokok aktif saja, orang di sekitar yang merupakan perokok pasif pun juga bisa mendapatkan dampak buruknya jika terus terpapar oleh asapnya.

Maka tak heran jika mulai banyak 'alternatif' yang ditawarkan oleh industri salah satunya rokok elektonik alias vape alias pod dan nama lainnya.

Rokok elektrik sendiri digadang-gadang menjadi 'alternatif' untuk perokok konvensional agar bisa mengurangi asupan nikotin.

Baca Juga: Tak Hanya Rokok, Penggunaan Vape Juga Tingkatkan Risiko Kanker Paru

Ada juga pemahaman yang mengatakan bahwa beralih ke rokok elektrik bisa mengurangi bahan beracun di tubuh kita.

Rokok elektronik sendiri merupakan suatu alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan ataupun membakar daun tembakau.

Melainkan mengubah cairan menjadi uap yang dihisap. Rokok elektrik umumnya mengandung nikotin serta zat kimia lain, perasa dan bersifat racun.

Penggunaan rokok elektrik juga dikaitkan dengan biaya yang lebih murah, lebih aman, bantu berhenti merokok, dan bisa digunakan pada tempat yang dilarang merokok.

Namun tahukah jika ternyata rokok elektronik juga berbahaya dan tidak bisa dijadikan alternatif untuk perokok konvensional?

Baca Juga: Disebut Solusi untuk Perokok, Kemenkes Tegaskan Rokok Elektrik sama Bahayanya dengan Rokok Tembakau

Hal itu disampaikan oleh Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), Msc - Dokter Spesialis Paru dan Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI, dan Ketua Satgas Covid PB IDI).

Ia menjabarkan nama pasar dari produk nikotin adalah rokok elektrik, vape, e-liquid, green cig, dan lainnya.

Terdiri dari tiga komponen, baterai, pemanas, dan tabung berisi e-liquid, vape sendiri akan memanaskan e-liquid yang berisi nikotin, propylene glikol, gliserin, dan zat perasa agar jadi gas yang bisa dihirup.

Kandungan nikotin di dalamnya memang disebut lebih sedikit, akan tetapi dr. Erlina mengatakan ada jumlah hirup vape yang sama saja dengan rokok kovensional.

"Kalau Anda menghirup vape 30 kali, itu sama saja Anda memasukkan nikotin 1 mg ke tubuh, sama dengan yang dihantarkan oleh 1 rokok konvensional," ujar dr. Erlina.

Baca Juga: Cukai Rokok di 2023 akan Kembali Naik, Pentingnya Stop Merokok, Temukan Manfaat Bagi Tubuh Setelah Berhenti

"Walaupun rokok elektrik diklaim mengandung bahan toksik (racun) lebih rendah dari rokok konvensional, tetap saja di dalamnya ada bahan toksik," tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa rokok konvensional dan rokok elektrik memiliki persamaan.

Yaitu sama-sama mengandung Nikotin, bahan Karsinogen, dan bahan toksik lainnya, serta sama-sama menyebabkan adiksi.

Sehingga dengan tegas ia menjabarkan berdasarkan risetnya melalui jurnal, bahwa rokok elektronik tidak akan membuat orang mudah terlepas dari rokok konvensional, dan itu disebut fakta.

Bahkan CDC (Centers for Disease Control dan Prevention) juga belum menyetujui bahwa rokok elektrik tidak bisa membantu terlepas dari kecanduan rokok konvensional.

"Mungkin rokok elektrik juga tidak memiliki efek langsung terhadap perokok dewasa, akan tetapi efeknya akan Anda rasakan di jangka pandang terutama pada nikotinnya," tegasnya kembali.

Baca Juga: 3 Cara Bisa Mengurangi Risiko Kesehatan Perokok, Pemerintah Larang Penjualan Rokok Ketengan di 2023

Terakhir, beliau memberikan pendapat pribadi soal cara menghindari rokok, seperti:

- Hindari berkumpul dengan teman yang sedang merokok

- Pahami bahwa rokok bukan satu-satunya sarana untuk bisa bergaul

- Jangan malu untuk mengatakan bahwa kita bukanlah perokok

- Perbanyak informasi terkait rokok

- Hindari hal-hal yang berkaitan dengan rokok (acara, rokok gratis, iklan)

- Perbanyak lakukan hal positif.(*)

Baca Juga: Rokok Ketengan Akan Dilarang Jokowi, Jadi Upaya Mengurangi Jumlah Perokok Anak Indonesia? Ini Sambutan Baik Mantan Menkes