* Gangguan saraf, misalnya akibat peradangan pada saluran napas, atau karena adanya tumor atau kista di leher.
* Gangguan pada otak, seperti stroke hemoragik, radang dan infeksi otak, tumor otak, multiple sclerosis, dan hidrosefalus.
* Gangguan di rongga dada, misalnya pneumonia, bronkitis, tuberkulosis, asma, cedera pada dada, dan emboli paru.
* Gangguan jantung, contohnya serangan jantung dan peradangan selaput jantung.
* Gangguan mental, misalnya gangguan kepribadian, kecemasan, dan stres.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlambat, Cegah Stunting Bisa Dilakukan Sejak Sebelum Hamil
* Riwayat operasi pada dada atau perut.
Selain kondisi medis di atas, cegukan berkepanjangan juga dapat terjadi akibat efek samping penggunaan obat-obatan.
Penanganan Cegukan
Jika ditangani dokter, pasien yang mengalami ceguka akan mendapat pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan saraf terkait keseimbangan dan koordinasi, kekuatan otot, refleks, saraf sensorik, dan penglihatan.
Selanjutnya, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan penunjang guna mencari tahu penyebab cegukan, yaitu :
· Tes darah, untuk melihat tanda infeksi, fungsi hati, dan ginjal.
· Pemindaian, untuk mendeteksi kelainan yang memengaruhi saraf, yaitu foto Rontgen, CT scan, atau MRI.