Di antaranya kemampuan ibu pengganti untuk hamil, usia dari wanita yang menjadi ibu pengganti, keberhasilan perawatan yang dijalani, dan kualitas sperma.
Baca Juga: 1 dari 5 Anak Indonesia Stunting, Cegah dengan Makan Ikan 4 Kali Seminggu Bagi Ibu Hamil
Metode ibu pengganti anak biologis bisa dilaksanakan dengan dua cara, yakni tradisional dan gestasional.
1. Ibu pengganti tradisional
Jika dilakukan dengan jenis ini, maka kehamilan dengan sel telur ibu pengganti yang diinseminasi dengan sperma sang ayah.
Ini dapat dilakukan dengan menggunakan inseminasi in vitro (IVF) atau inseminasi buatan.
Dengan kata lain, bila dilakukan dengan metode ini maka ibu dan bayi yang dikandungnya terhubung secara biologis.
2. Ibu pengganti gestasional
Sementara pada jenis kehamilan ini, embrio akan dipindahkan ke rahim ibu pengganti. Sel telur tidak berasal dari ibu pengganti.
Embrio terbentuk dari sel telur dan sperma orangtua biologis menggunakan IVF atau bayi tabung.
Sebelum bisa melaksanakannya, ada serangkaian proses cukup rumit yang harus dilakukan.
Baca Juga: Kandungan Gizi Beras Merah, Putih, Hitam Serta Perbedaannya, Mana yang Paling Sehat?
Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan medis terhadap sel telur dan sperma terlebih dahulu.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penularan penyakit infeksi, seperti HIV ataupun hepatitis kepada ibu pengganti.
Penting untuk mengetahui segala prosesnya dan mencari saran dari pihak profesional terlebih dulu.
Itulah hal-hal yang perlu diketahui terkait metode surrogacy atau ibu pengganti untuk "dititipkan" janin hingga akhirnya melahirkan. (*)
Baca Juga: Muncul Lingkaran Putih di Kulit Ibu Hamil, Bagaimana Menghilangkannya?