Bantahan Pihak Pfizer
Mengetahui adanya isu "rekayasa" varian Covid-19, Pfizer angkat suara untuk meluruskan hal tersebut melalui rilis yang diterbitkan pada Jumat (27/1/2023).
"Tuduhan baru-baru ini dibuat terkait dengan perolehan fungsi dan mengarahkan penelitian evolusi di Pfizer, perusahaan ingin meluruskannya," bunyi rilis tersebut, dikutip dari situs resmi Pfizer.
Dijelaskan bahwa dalam proses pengembangan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech, perusahaan farmasi tersebut belum melakukan peningkatan fungsi atau mengarahkan penelitian evolusi.
Mereka hanya melakukan penelitian terhadap varian baru, setelah diidentifikasi dan diumukan oleh pihak yang berwenang.
"Pekerjaan ini dilakukan setelah varian baru yang menjadi perhatian telah diidentifikasi oleh otoritas kesehatan masyarakat," jelas mereka.
Penelitian dilakukan untuk menilai kemampuan vaksin yang ada dalam meningkatkan antibodi serta menetralkan varian yang mengkhawatirkan.
Selain itu, penelitian terhadap varian yang beredar, juga dilakukan agar bisa tahu apakah dibutuhkan pembaruan pada vaksin Covid-19 yang sudah ada atau tidak.
"Kami kemudian menyediakan data ini melalui jurnal ilmiah peer review dan menggunakannya sebagai salah satu langkah untuk menentukan, apakah pembaruan vaksin dilakukan," jelasnya.
Sementara itu, terkait dengan antiviral Paxlovid, penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi potensi mutasi resistensi terhadap nirmatrelvir, satu dari dua komponen obat.
"Dengan virus yang berkembang secara alami, penting untuk menilai aktivitas antivirus secara rutin," pungkas mereka.
Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan di laboratorium, dilaksanakan menggunakan simulasi komputer atau mutasi protease uatama alias bagian virus yang tidak menular. (*)
Baca Juga: Syarat Perjalanan Setelah Digulirkannya Progrm Vaksinasi Booster Kedua 2023