Find Us On Social Media :

Fakta Baru Rokok Elektrik, Toksikolog UNAIR Sebut Bahayanya Lebih Rendah daripada Rokok Konvensional, Sampai 95 Persen Lebih

Ilustrasi rokok elektrik yang juga membahayakan

GridHealth.id - Pernyataan ahli toksikologi dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Shoim Hidayat sempat mencuri perhatian.

Bagaimana tidak, ia mengatakan bahwa produk rokok elektrik memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok.

Selain itu ada juga produk tembakau yang dipanaskan, hingga kantung nikotin juga risiko kesehatannya lebih kecil.

"Kajian ilmiah membuktikan bahwa produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi ini dapat dijadikan alternatif bagi perokok dewasa yang sulit berhenti dari kebiasaan merokok," ujar Shoim Hidayat dikutip dari Kompas yang melansir dari Antara Minggu (29/1/2023).

Sebab tembaku alternatif yang dipanaskan itu hanya menghasilkan uap, bukan asap seperti yang ada di rokok.

Baca Juga: Daftar Penyakit yang Bisa Ditimbulkan Oleh Polusi Udara, Salah Satunya Asma yang Bisa karena Asap Rokok

"Berkat sistem pemanasan tersebut, produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko hingga 90 persen - 95 persen lebih rendah bagi perokok dewasa.

Jadi, kalau masih ada yang menilai produk ini sama berbahayanya dengan rokok, itu suatu kekeliruan," jelas Shoim.

Seperti diketahui, penggunaan rokok elektrik di masa sekarang memang cukup masif.

Sebab tak sedikit juga yang merasa bahwa menggunakan rokok elektrik lebih nyaman dibanding rokok konvensional.

Namun hal ini tidak dibenarkan oleh seorang ahli, Dr dr Erlina Burhan, SpP(K), Msc - Dokter Spesialis Paru dan Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI, dan Ketua Satgas Covid PB IDI).

Beliau mengatakan, bahwa nikotin yang dihantarkan oleh rokok elektrik seperti vape sama saja dengan rokok konvensional.

Baca Juga: Terbukti Toksik Untuk Paru, Ini Alasan Rokok Elektrik Bukan Alat Untuk Lepas Dari Rokok Konvensional

"Kalau Anda menghirup vape 30 kali, itu sama saja Anda memasukkan nikotin 1 mg ke tubuh, sama dengan yang dihantarkan oleh 1 rokok konvensional," ujar dr. Erlina dikutip dari berita GridHealth sebelumnya.

Ia juga mengatakan bahwa tetap ada bahan beracun di dalam rokok elektrik yang tak bisa dihindari.

"Walaupun rokok elektrik diklaim mengandung bahan toksik (racun) lebih rendah dari rokok konvensional, tetap saja di dalamnya ada bahan toksik," tandasnya.

Sehingga ia pun setuju dengan Centers for Disease Control dan Prevention (CDC) yang mengatakan bahwa rokok elektrik tidak lebih sehat dari rokok konvensional.

Selain itu ada bahaya dari rokok elektronik yang sama seperti rokok konvensional, yaitu:

- Sama-sama mengandung nikotin, sebuag studi CDC menemukan bahwa 99% rokok elektrik di Amerika Serikat mengandung nikotin

- Nikotin di dalamnya sama-sama berbahaya untuk otak anak remaja yang sedang berkembang

Sebab penggunaan nikotin pada masa remaja bisa merusak bagian otak yang mengontrol perhatian, pembelajaran, suasana hati, dan kontrol impuls

- Zat adiktif lain di dalam rokok konvensional sama dengan rokok elektronik, sehingga sama-sama memberikan risiko kecanduan obat di masa depan

Terlepas dari itu semua, tidak ada yang bisa menjamin keamanan suatu produk jika sama-sama mengandung nikotin.

Nah itu dia berbagai risiko rokok elektrik yang sama saja dengan rokok konvensional.(*)

Baca Juga: Fakta Vape, Dokter; 30 Kali Hisap Vape Sama dengan Nikotin 1 Batang Rokok Tembakau