Baca Juga: Nyeri Sendi Tulang Ganggu Mobilitas, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
* Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
* Satu sisi tulang rusuk menjorok ke depan
* Satu sisi tulang punggung menonjol saat membungkuk ke depan
Siapa yang Berisiko Mengalaminya?
Meskipun laki-laki bisa mengalaminya, tapi menurut Mayo Clinic, risiko yang dimiliki oleh anak perempuan jauh lebih besar.
Alasan yang mendukung hal tersebut masih belum jelas. Namun, faktor genetik dalam keluarga mungkin berperan besar dalam hal ini.
Biasanya kondisi ini terjadi sebelum atau selama pubertas. Percepatan pertumbuhan besar yang terjadi tepat sebelum pubertas, mungkin berkaitan dengan skoliosis.
Anak perempuan yang lebih tinggi dari teman-temannya, juga memiliki peningkatan risiko skoliosis. Pengaruh hormon leptin pun juga dihubungkan dengan kondisi ini.
Hormon tersebut mempunyai fungsi memengaruhi aktivitas Sistem Saraf Simpatik (SNS). Studi menemukan, anak perempuan yang memiliki jumlah hormon ini dan aktivitas SNS yang tinggi, lebih mungkin risiko skoliosis tinggi.
Skoliosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, di antaranya:
1. Kesulitan bernapas karena tulang dada yang menekan paru
2. Skoliosis pada anak akan menyebabkan nyeri punggung kronis saat dewasa
3. Memengaruhi penampilan, menyebabkan terjadi pergeseran pada pinggang dan batang tubuh ke samping (*)
Baca Juga: Bahaya Kretek-kretek, yang Asli dan Abal-abal Sama Bahayanya