GridHEALTH.id – Kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan 325 anak mengalaminya beberapa bulan lalu, kini kembali ditemukan dua kasus baru gagal ginjal pada anak dengan satu anak masih suspek gagal ginjal.
Karenanya orangtua pun diminta untuk tetap waspada dengan ditemukannya kasus baru ini.
Badan POM sendiri tengah melakukan beberapa langkah terkait penemuan kasus baru ini. Kemenkes sendiri sudah mengimbau kepada pelayan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan untuk mendata dan merujuk anak dengan kondisi yang mengarah pada kasus gagal ginjal.
Oleh karena itu, dalam menghadapi kasus ini, penting bagi para orangtua untuk mengenali gejala gagal ginjal pada anak sebelum kondisinya semakin parah, sehingga bisa dengan cepat dilakukan pemeriksaan. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Gejala Gagal Ginjal pada Anak
Berdasarkan data dan hasil pemeriksaan hingga 05 Februari 2023, Kemenkes mencatat ada 326 kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia, rata-rata berusia balita.
Baca Juga: Penyebab Susah BAB Saat Puasa Diawal Ramadan, Berikut Tips Aman Mengatasinya yang Bisa Dicoba
Pada dasarnya ginjal yang rusak akan melewati beberapa stadium, hingga dinyatakan ginjal tidak dapat berfungsi, mulai dari stadium satu hingga satium tiga. Setiap stadium ini memiliki gejala yang bisa terdeteksi sejak awal.
Kenali berikut ini gejala gagal ginjal pada anak sebagai bentuk kewaspadaan dini:
1. Demam atau riwayat gejala infeksi lainnya dalam 14 hari terakhir, bisa tanpa demam
2. Batuk, pilek, sesak napas, jantung berdebar-debar
3. Diare, muntah, kejang, penurunan kesadaran
4. Jumlah urin dan penurunan volume/frekuensi buang air kecil (BAK) atau oliguria, jangan tunggu sampai tidak ada BAK (anuria)
Baca Juga: Langkah Antisipatif Pemerintah Setelah Muncul 2 Kasus Baru Gangguan Ginjal Akut Pada Anak di Jakarta
5. Ditemukan tanda hiperinflamasi dan hiperkoagulasi
6. Warna urin pekat atau kecoklatan
7. Lemah, lesu, pucat, bengkak pada kelopak mata, tungkai, atau perut.
Data dari Kemenkes memperlihatkan anak yang mengalami gagal ginjal paling banyak gejalanya adalah anuria, ada juga yang oliguria, dengan gejala gagal ginjal pada anak lainnya yang dialami sebagian besar adalah demam.
Setelah demam, gejala prodormal lainnya adalah kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi, hingga pendarahan.
Penyebab Gagal Ginjal pada Anak
Bicara mengenai penyebab gagal ginjal pada anak, sebenarnya ada berbagai macam hal yang memengaruhinya.
Akan tetapi dalam kasus gagal ginjal pada anak yang marak akhir-akhir ini, penyebab utamanya adalah karena keracunan obat akibat paparan pelarut etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang jauh diambang batas normal.
Sedangkan penyebab gagal ginjal pada anak lainnya yang umum terjadi, yaitu pendarahan hebat, trauma, dehidrasi, penyakit infeksi atau infeksi berat, penyakit autoimun, dan penyakit ginjal sebelumnya.
Imbauan Untuk Para Orangtua
Dengan adanya penemuan kasus baru ini, Kemenkes melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid melalui pesan tertulis menyampaikan, “Kalau (anak) demam atau sakit, jangan membeli obat sendiri tetapi bawa ke fasilitas kesehatan, yang penting konsul kepada tenaga kesehatan,”(07/02/2023).
Imbauan ini disampaikan kepada orangtua agar kembali tidak membeli secara mandiri memberikan obat sirup penurun demam di apotek. Nadia menyebutkan lebih aman dibawa ke faskes terdekat karena menghindari penggunaan obat sirup, “Kalau sampai saat ini faskes masih menggunakan puyer ya.”
“Tapi paling baik konsultasi ke nakes. Jangan beli obat sendiri dulu,” lanjutnya.
Dirinya juga menambahkan jika saat ini masih menunggu informasi lanjutan dari Badan POM dalam menyelidiki obat yang aman untuk digunakan, “Mana yang aman, mana yang tidak mungkin bisa merujuk ke BPOM ya. Kita tunggu BPOM karena mereka melakukan beberapa langkah-langkah.” (*)
Baca Juga: 5 Jenis Makanan Pemicu Sakit Ginjal, Hindari Agar Tidak Memperburuk Kondisinya