- Otot sakit
- Panas dingin
Dalam kasus yang jarang terjadi, keracunan makanan juga bisa menyerang sistem saraf. Kondisi ini ditandai dengan gejala penglihatan kabur, sakit kepala, kelumpuhan, kesemutan atau mati rasa pada kulit, hingga kelemahan. Segera ke ruang gawat darurat jika gejala ini muncul.
Penyebab Keracunan Makanan
NHS menyebutkan sebagian besar kasus keracunan makanan karena makanan terkontaminasi oleh bakteri, seperti salmonella atau e.coli, parasite, atau virus seperti norovirus. Beberapa kondisi ini ditemukan secara alami dalam makanan, sementara beberapa terakumulasi di lingkungan.
Mikroba dapat menyebar ke makanan kapan saja saat makanan ditanam, dipanen, disimpan, dikirim, atau disiapkan.
Mikroba ini dapat menyebabkan keracunan makanan jika tidak diambil langkah untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhannya. Bahan kimia berbahaya juga menyebabkan beberapa kasus keracunan makanan.
Pertolongan Pertama Keracunan Makanan
Ada yang keracunan makanan dan sembuh dengan perawatan di rumah, meski ada juga yang memerlukan konsultasi dengan dokter lebih lanjut.
Pertolongan pertama saat keracunan makanan berdasarkan anjuran Kemenkes, yaitu:
1. Istirahat yang cukup
Pertolongan pertama pada orang yang keracunan makanan adalah dengan memenuhi kebutuhan istirahat agar sistem kekebalan tubuh terjaga dengan baik. Sistem kekebalan tubuh diperlukan untuk melawan bakteri penyebab keracunan. Ditambah gejala keracunan dapat membuat tubuh merasa lemas sehingga diperlukan istirahat untuk memulihkan energi.
2. Penuhi kebutuhan cairan
Diare dan muntah akibat keracunan makanan bisa menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, maka dari itu diperlukan pengembalian cairan yang hilang dengan banyak minum air, jangan sampai dehidrasi.
Baca Juga: Lebih Waspada! Belasan Anak di Sampang Keracunan Setelah Mendapat Makanan dari Posyandu
Selain minum air putih, cairan juga bisa didapati dari minuman elektrolit atau sup hangat. Cobalah minum secara perlahan agar tidak mual.