GridHealth.id - Mengenal lebih jauh Diffuse Axonal Injury (DAI) atau Cedera otak aksonal difus.
Cedera otak ini bisa bervariasi dari ringan seperti gegar otak sedang hingga berat.
Biasanya kondisi ini terjadi karena kecelakaan mobil, jatuh dan untuk beberapa kasus serangan fisik, seperti yang dialami David setelah dipukuli oleh Mario Dandy.
Pada kasus parah Diffuse Axonal Injury bisa menyebar luas dan memengaruhi area tubuh lainnya.
DAI sendiri dikenal sebagai jenis cedera otak yang paling umum dan merusak, serta bisa menyebabkan ketidaksadaran dan pasien mungkin berakhir dalam keadaan vegetatif.
Kondisi yang paling umum adalah koma, akan tetapi bagi yang mengalami DAI parah ada yang tidak pernah sadar kembali.
Meskipun ada yang berhasil sadarkan diri, beberapa dilaporkan memiliki gangguan yang signifikan.
Penyebab dan Gejala Diffuse Axonal Injury
Seseorang terkena pukulan di kepala, belum tentu menyebabkan cedera DAI.
Tapi jika keras atau trauma berat lainnya, kecelakaan misalnya, bisa menyebabkan DAI.
Cedera otak yang satu ini menghasilkan gejala yang mirip dengan cedera otak lainnya.
Baca Juga: Bagian Otak Mana yang Sensitif Terhadap Hubungan Seksual?
Gejalanya biasanya berupa perubahan persepsi pasien, perubahan suasana hati, atau kepribadian yang tidak dapat dijelaskan.
Bahkan beberapa orang juga kesulitan mengenali tempat, orang, peristiwa, situasi, hingga kata-kata.
Pada kasus parah pasien juga berkemungkinan mendapatkan masalah berbicara dan membaca, perubahan ingatan, hingga depresi atau kecemasan yang tidak bisa dijelaskan.
Jika tidak diobati, maka gejala ini akan memengaruhi setiap area tubuh pasien sehingga akan ada perubahan di keterampilan kognitif, emosi, dan kepribadian pasien.
Gejala juga biasanya dipengaruhi oleh bagian otak mana yang rusak, sehingga kontrol motorik pun akan terpengaruhi.
Maka dari itu, pertolongan pertama kasus DAI penting. Intinya pemeriksaan medis semakin dini dilakukan maka semakin baik.
Perawatan Pasien DAI
Meskipun kebanyakan DAI menyebabkan kematian, tetap ada beberapa terapi yang bisa dilakukan oleh medis.
Proses perawatan yang utama pun berupa membantu pasien agar mendapatkan kembali fungsi otak sebanyak mungkin.
Tergantung dengan kebutuhan, proses biasanya meliputi terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, dan psikoterapi.
Perawatan juga akan diberikan agar pasien bisa mengembangkan keterampilan hidup baru karena membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Memang tidak ada jaminan bahwa cedera ini bisa sembuh total, akan tetapi semua cara bisa dipertimbangkan untuk kesembuhan pasien jika dibutuhkan.(*)