Find Us On Social Media :

Risiko Hamil di Bawah Usia 21 Tahun, Anemia dan Lahir Prematur

Berikut ini risiko hamil di bawah usia 21 tahun.

GridHEALTH.id – Usia kehamilan seorang wanita disarankan sudah masuk usia 21 tahun ke atas, lalu bagaimana jadinya jika hamil di bawah usia 21 tahun?

Apa saja risiko hamil di bawah usia 21 tahun bagi ibu dan janin? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa angka kematian neonatal, postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia 20-39 tahun.

Hal ini juga didukung oleh pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yang belum memadai, bahkan SDKI 2012 juga menunjukkan, hanya sebanyak 35,3% remaja wanita dan 31,2% remaja pria usia 15-19 tahun mengetahui wanita dapat hamil dengan satu kali berhubungan seksual.

Risiko Hamil di Bawah Usia 21 Tahun

Kehamilan yang terjadi di bawah usia 21 tahun memicu berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya, juga dapat berdampak sosial dan ekonomi. Hal ini karena umumnya belum mapan dan masih sulit untuk mencari pekerjaan.

Baca Juga: Cara Aktifkan Kembali Kartu BPJS Kesehatan yang Terblokir, Simak di Sini

Kenali berikut ini beberapa risiko hamil di bawah usia 21 tahun yang mungkin dialami oleh remaja, yaitu:

1. Depresi

Beberapa studi menunjukkan seseorang yang hamil di bawah usia 21 tahun berisiko mengalami stres atau depresi pasca melahirkan, dibanding wanita yang hamil di usia lebih dari 25 tahun.

Selain depresi, lebih rentan berisiko mengalami baby blues, hingga keinginan untuk bunuh diri. Kondisi ini sangat mungkin disebabkan oleh beban dan tuntutan yang harus dihadapi karena belum siap merawat dan mengasuh bayinya.

Kondisi ini juga berdampak pada risiko dilakukannya aborsi dengan kehamilan tidak dikehendaki yang tinggi.

2. Kurangnya perawatan prenatal

Selain dari segi mental, risiko hamil di bawah usia 21 tahun juga ada pada perawatan prenatal, karena seringkali tidak mendapatkan dukungan dari orangtua atau pasangannya.

Baca Juga: Khawatir Wabah Flu Burung, Perlukah Takut Makan Telur dan Daging Ayam?