Find Us On Social Media :

Risiko Hamil di Bawah Usia 21 Tahun, Anemia dan Lahir Prematur

Berikut ini risiko hamil di bawah usia 21 tahun.

Perawatan prenatal atau pemeriksaan kandungan secara rutin sangat penting, terutama pada bulan pertama kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin di dalam kandungan dapat terpantau selama masa kehamilan.

3. Tekanan darah tinggi

Studi menunjukkan bahwa ibu hamil yang masih berusia di bawah 21 tahun lebih berisiko mengalami hipertensi dan pre-eklampsia. Bila tidak terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, maka kondisi ini dapat membahayakan kondisi kesehatan ibu hamil dan janin.

4. Anemia

Hamil di usia remaja juga meningkatkan risiko anemia, dengan adanya kondisi ini tentu dapat membuat ibu hamil merasa lemah dan lelah, yang nantinya dapat memengaruhi tumbuh kembang janin.

Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil yang terlalu muda untuk mengalami pendarahan pasca persalinan.

Dampak Kehamilan di Bawah Usia 21 Tahun Bagi Janin

Selain berisiko pada remaja, kenali juga risiko hamil di bawah usia 21 tahun bagi janin berikut ini:

Baca Juga: 4 Rekomendasi Salep Ambeien untuk Ibu Hamil, Ringankan Gejalanya

1. Lahir prematur

Ibu hamil di bawah usia 21 tahun memiliki risiko tinggi mengalami kelahiran prematur, yang nantinya berisiko lebih tinggi mengalami gangguan tumbuh kembang, cacat bawaan lahir, hingga gangguan fungsi pernapasan dan pencernaan pada bayi.

Pada kasus tertentu, bahkan bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran atau kematian janin.

2. Berat badan lebih rendah (BBLR)

Bahkan bayi yang lahir prematur cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah dari bayi yang lahir cukup bulan. Kondisi ini secara berkelanjutan berisiko pada bayi mengalami:

- Kesulitan bernapas dan menyusui

- Kesulitan belajar saat dewasa

Baca Juga: Teror Tikus di Pacitan Diawali Demam Hingga Korban Meninggal Dunia, Akibat Leptospirosis?

- Rentan terhadap penyakit diabetes dan penyakit jantung saat dewasa

- Kematian sewaktu masih dalam kandungan.

Oleh karena itu, mengingat ada beragam risiko hamil di bawah usia 21 tahun bagi ibu dan janin, maka alangkah lebih baik jika usia remaja dijadikan sebagai periode pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. (*)

Baca Juga: Siapa Bilang Mengonsumsi Daging Kambing Bisa Membuat Ibu Hamil Keguguran? Padahal Dapat Jadi Sumber Protein