GridHEALTH.id - Merasakan sakit perut dan disertai dengan kram, seorang wanita tak menyangka kehidupannya akan berakhir.
Keluhan yang terdengar umum ini, ternyata menjadi ancaman bagi nyawanya.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi hingga menyebabkan nyawa wanita tersebut melayang?
Janin Mati di Dalam Kandungan
Seorang wanita asal Kongo yang saat ini tinggal di New York, melakukan pemeriksaan ke dokter dengan keluhan kram perut, gangguan pencernaan, dan muncul suara gemericik setelah makan.
Dokter kemudian melakukan pemeriksaan dengan metode scan. Hasilnya menunjukkan, dalam perut wanita berusia 50 tahun itu terdapat janin yang belum lahir.
Mengutip Daily Mail (10/3/2023), janin itu sudah ada di dalam perutnya kurang lebih sejak sembilan tahun lalu.
Karenanya dia selama ini memberikan tekanan yang berlebih pada usus.
Mengetahui kondisinya, wanita itu menolak mendapatkan pengobatan dan mengatakan bahwa masalah kesehatannya berkaitan dengan sihir yang dilakukan oleh seseorang dari negara asalnya.
Janin yang ada di dalam perut diketahui merupakan anak kesembilan wanita tersebut, yang berhenti berkembang saat usia kandungan 28 bulan.
Sayangnya 14 bulan pasca pemeriksaan, ia dikabarkan meninggal dunia.
Dr Waseem Sous, ahli penyakit dalam di SUNY Upstate Medical University yang melaporkan kejadian ini mengatakan bahwa ini merupakan fenomena langka.
Janin yang tidak digugurkan tersebut, mengakibatkan wanita itu mengalami lithopedion.
Baca Juga: Titik Pijat Ibu Hamil Masuk Angin, Ini Penjelasan Lengkapnya
Dokter melaporkan, janin yang masih ada di perut tersebut secara terus-menerus memberikan tekanan pada usus.
Sehingga terjadi penyumbatan, yang artinya tubuh wanita itu tidak bisa lagi menyerap nutrisi penting dari makanan dan mengakibatkan terjadinya kekurangan nutrisi.
Apa Itu Lithopedion?
Mengutip laman NIH.gov, lithopedion adalah kondisi yang sangat langka dan mengacu pada kehamilan etopik yang berkembang menjadi kematian janin dan kalsifikasi.
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah "bayi batu" dan terjadi pada satu dari setiap 20.000 kehamilan.
Dilansir dari laman inviTRA, fenomena ini terjadi ketika embrio menempel di sembarang tempat di luar rahim dan janin tumbuh, lebih dari 12 minggu, tapi gagal bertahan dan akhirnya mati.
Jika janin terlalu besar dan ibu tidak menjalani proses keguguran, maka janin tersebut mulai mengapur.
Kalsifikasi terjadi secara subkuntan dan diselimuti jaringan perut. Jaringan mengalami dehidrasi, inflitrasi kalsium, dan proses membatu dimulai.
Apabila proses asimtomatik atau tidak ada gejala dan tidak diketahui oleh dokter, janin akan menjadi "batu" yang dikenal sebagai lithopedion.
Ada beberapa jenis lithopedion, di antaranya:
1. Litokeliposis: Membran ovula yang mengalami pengapuran. Janin berada pada tahap pembusukan.
2. Litokelitopedion: Janin dan selaput ovum mengalami kalsifikasi.
3. Litopedion umum: Hanya janin saja yang mengalami kalsifikasi. (*)
Baca Juga: Infeksi Jamur Warna Putih di Kulit Saat Hamil, Apakah Itu Panu?